Mohon tunggu...
Kinan Lambong
Kinan Lambong Mohon Tunggu... -

Waspada Neo Kapitalisme dan Serangan Asimetris. KORUPTOR, dihukum MATI saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mari Bercermin dari Malaysia

10 Mei 2018   16:28 Diperbarui: 10 Mei 2018   17:54 2270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiri Najib Razak, kanan Mahathir/inews.id

Lembaga Survei Merdeka Centre yang independen menyatakan adaya tren peralihan dukungan pemilih Melayu ke oposisi tersebut namun menyebut jumlahnya tidak akan cukup untuk mengalahkan koalisi BN.

Media The Star Malaysia melaporkan pada Sabtu (5/5/2018) bahwa partai berkuasa, Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) memutuskan memecat dua mantan menteri yang berpengaruh dari keanggotaan partai.

Mereka berdua adalah Mantan Menteri Keuangan Daim Zainuddin dan Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Internasional Rafidah Aziz dikeluarkan dari partai setelah ikut serta dalam kampanye bersama pemimpin oposisi sekaligus mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Sekretaris Jenderal UMNO Tengku Adnan Tengku Mansor mengkonfirmasi surat pemecatan telah dikirim kepada dua politisi senior itu.

Mahathir berkehendak memerlukan dukungan yang sangat tinggi dari pemilih Melayu dan Minoritas etnis Cina dan India untuk meraih kemenangan dalam pemilu Malaysia.

Sejauh ini sejumlah ragam jajak pendapat konsisten menunjuk Najib akan memimpin koalisi Barisan Nasional meraih kemenangan. UMNO merupakan salah satu komponen partai dari koalisi Barisan Nasional.

Beberapa pengamat politik Malaysia menyebut adanya peningkatan dukungan suara ke oposisi sejak dimulainya masa kampanye, namun menilai dukungan itu belum cukup untuk mendongkel Najib Razak dari kekuasaan. Malah Najib Razak sesumbar mengatakan di beberapa media Malaysia dan Indonesia dengan kalimat optimis : Najib Razak Sangat Optimistis Meraih Kemenangan Telak dalam Pemilu Malaysia. Kenyataannya berbalik, ternyata oposisi justru yang menang telak untuk Mahathir.

Penilaian kubu oposisi Pakatan Harapan (PH) selama ini, "Dalam sejarah pemilu Malaysia, kita tidak pernah mengalami manipulasi seperti ini," kata Mahathir, kepada AFP, Jumat (13/4/2018).

Lebih lanjut, pria berusia 92 tahun itu mengatakan, kubu koalisi partai penguasa atau Barisan Nasional (BN) tanpak tidak senang dengan oposisi. Hal itu sangat dirasakan kubu Mahathir.

"Tentu saja oposisi selalu mengeluh tentang pemilihan. Tetapi kali ini begitu jelas bentuk kekotorannya dan manipulasinya bahwa anggota partai pemerintah sangat tidak senang," kata Mahathir, menambahkan.

Sudah disinyalir Pemilu Malaysia yang akan berlangsung pada 9 Mei 2018 bisa menjadi ujian terberat bagi BN. Koalisi partai penguasa itu telah memegang kendali Malaysia secara kuat sejak negara itu merdeka pada 1957.

Sementara itu Mahathir yang pernah menjabat sebagai PM Malaysia selama lebih dari 2 dekade juga pernah disebut sebagai otoriter. Dia juga menjadi sasaran tuduhan berbuat curang saat memimpin partai berkuasa. Tapi nyatanya rakyat Malaysia mampu menunjukkan sikap nyata untuk merebut kemenangan oposisi berada ditangan rakyat Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun