Mohon tunggu...
Kiki Trymurti Simanjuntak
Kiki Trymurti Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa|FEB-Manajemen|Universitas Katolik Santo Thomas

Mahasiswa biasa yang suka mikir nggak biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus PT Duta Palma: Korupsi Bukan Sekedar Angka, Tetapi Ancaman terhadap Ekonomi dan Hak Asasi Manusia

25 Mei 2025   13:25 Diperbarui: 27 Mei 2025   00:20 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Korupsi yang Dampaknya Lebih dari Sekadar Uang

Selama ini, banyak orang menganggap korupsi hanya soal uang negara yang dicuri atau angka besar di laporan keuangan. Padahal, dampak korupsi jauh lebih luas. Lebih dari itu, kasus korupsi seperti yang terjadi pada PT Duta Palma merupakan kejahatan multidimensi tidak hanya merugikan kas negara, tetapi juga merusak kehidupan masyarakat, menghambat pendapatan masyarakat kecil, serta mengguncang struktur ekonomi nasional.

Perusahaan besar di sektor perkebunan kelapa sawit ini terbukti melakukan korupsi dan pencucian uang. Nilai kerugian negara memang sangat besar, namun yang lebih menyedihkan adalah dampaknya terhadap masyarakat luas. Ribuan pekerja kehilangan pekerjaan, tidak menerima gaji selama berbulan-bulan, dan fasilitas umum di sekitar wilayah operasional perusahaan pun ikut ditutup. 

Kasus ini menunjukkan bahwa korupsi bukan hanya sekedar kejahatan keuangan. Korupsi adalah bentuk pelanggaran terhadap perekonomian dan kemanusiaan. Buruh, pedagang kecil, dan masyarakat sekitar yang tidak terlibat langsung pun menjadi korban akibat ulah segelintir elit perusahaan. Ini bukan sekadar data di atas kertas, melainkan tentang masa depan orang-orang biasa yang hancur.

Dampak Langsung terhadap Keuangan Negara dan PDB

PT Duta Palma terbukti melakukan tindakan korupsi yang menyebabkan kerugian negara dalam jumlah yang sangat signifikan. Berdasarkan data resmi dari Kejaksaan Agung yang dibacakan dalam persidangan dan dilaporkan oleh Kompas.com (15 April 2025), kerugian langsung negara diperkirakan mencapai Rp 4,79 triliun. Sementara itu, kerugian tidak langsung terhadap perekonomian nasional diperkirakan mencapai Rp 73,9 triliun. Jika diakumulasi, nilai kerugian nyaris menyentuh Rp 78,7 triliun. Angka ini tidak hanya mencerminkan pemborosan fiskal, tetapi juga mencederai potensi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara.

Hilangnya triliunan rupiah akibat korupsi berarti berkurangnya anggaran untuk sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas layanan publik dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Sektor kelapa sawit yang seharusnya menjadi penopang ekspor dan sumber devisa justru berubah menjadi beban akibat praktik ilegal. 

Selain itu, penghentian operasional perusahaan karena proses hukum membuat kontribusi sektor ini terhadap PDB menurun secara signifikan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menimbulkan kontraksi ekonomi regional dan bahkan nasional, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada sektor perkebunan.

 

Retaknya Ekosistem Ekonomi dan Hilangnya Kepercayaan Investor

Kasus PT Duta Palma ini juga menciptakan efek domino yang merusak perekonomian lokal. Ribuan buruh mengalami PHK massal, dan berbagai pelaku usaha kecil seperti pedagang, tukang ojek, serta pemilik warung kehilangan konsumen. Daya beli masyarakat menurun, konsumsi rumah tangga melemah, dan ini memberikan dampak negatif terhadap komponen utama dalam PDB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun