Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

"Roastery" Kopi Bumerang

20 Juli 2019   06:33 Diperbarui: 20 Juli 2019   06:50 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Dokumentasi Dedy Kurniawan.Ia mengizinkan saya mengupload foto ini.

Dengan berjalannya waktu, rekan saya tidak fokus ke kopi, marketing tidak jalan, cari costumer terhambat, akhirnya beban saya tanggung sendiri. Nah, di tahun ke dua, rekan yang masih ngantor itu kita sarankan untuk resign, tetapi dia tidak mau, karena naik jabatan.

Akhirnya dana untuk perpanjangan kalang kabut, rekan saya mencari dana entah dapat dari mana, saya disuruh fokus tetap di produksi, dan jualan tertatih-tatih... Kita review dua tahun. Kita cut loss sesuai plan 5 tahunan, memgingat minus.

Alhamdulillah sebagai penanggung jawab produksi saya tetap puas, bukan kegagalan produk, produk saya tetap berjalan, diterima customer. Cafe kita tutup, namun produksi tetap supply ke resto cafe, end user.

Saya ajak buka grobakan rekan saya tidak mau, gengsi, harga diri katanya. Akhirnya saya tetap meroasting supply saja, selama enam bulan pasca tutup dan rekan saya meninggalkan saya kembali bekerja di group. Saya tidak. 

Sampai pada saat saya ketemu rekan lagi sesama penggiat kopi, supplier. Saya dulu until produk pendukung cafe, kami melebur membuat bisnis kopi lagi.

Saya pikir mungkin kemarin rekan saya kurang memahami kopi, lha ini ketemu orang kopi beneran, semoga cocok, tetapi saya tegaskan, kegagalan saya kemarin, yaitu ibarat beku, eksvakator itu punya dua tangan untuk menggali tanah.

Cone bisnis ada dua, Roastery Produksi Biji Kopi Sangrai dan  Retail. Karena terlalu ambisi di retail branch, roastery tidak dipikirkan, mesin tidak bisa upgrade, sampai kompensasinya ke jam kerja, man hour roaster overload saya jalani masih mampu, marketing yang ga jalan...

Ok di episode ini saya maunya jalani roastery saja, kita buka gudang saja produksi dihajar, hanya bikin dua meja saja untuk brewing tester ke customer, karena dia dulu kenal saya juga bantu jual biji kopi saya. Alhamdulillah kami bikin warung kopi lagi dan jadi besar. 

Mungkin dia euphoria pertama punya warung kopi, seperti biasa saya posisi roaster, tanggung jawab produksi, dia barista. Dan dia masih kerja juga di kantor  bersentuhan dengan mesin kopi, namun ya begitu, hanya aktif selepas pulang kerja, lagi-lagi urusan barista, bar operation, marketing yang kurang jalan.

Saya rapikan pemasukan saja , pengeluarannya tidak jelas, terutama urusan bar. Untuk produksi rapi jali. Saya coba rupiakan total menjelang tahun ke dua. Not balance. Masuk jelas saya paksakan pakai pos, ke luarnya gelap.

Saya jelaskan masalah dan solusinya, rekan saya tidak mau terima, ya sudah check out sebelum tahun ke dua. Di situ saya sudah mencoba cara untuk menyelamatkan semangat berkopi ria saya dengan berolah raga, simple berlari-lari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun