Pers di Hindia Belanda memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak abad ke-18. Koran pertama di wilayah ini adalah Bataviase Nouvelles, yang diterbitkan pada tahun 1744 oleh seorang Belanda.
 Namun, hanya setahun kemudian, yakni pada 1745, surat kabar ini ditutup oleh pemerintah kolonial.
Pada awal abad ke-20, muncul tokoh penting dalam dunia pers Indonesia, yaitu Tirto Adhi Suryo.Â
Ia dikenal sebagai perintis jurnalisme di Indonesia dan memiliki peran besar dalam membangun kesadaran masyarakat melalui media massa.Â
Media pertama yang didirikannya adalah Sunda Berita, yang terbit pada tahun 1903 di Cianjur, Jawa Barat.Â
Surat kabar ini dibiayai oleh Tirto sendiri serta Bupati Cianjur pada saat itu.Â
Dalam pengelolaannya, Tirto bertindak sebagai pemimpin redaksi sekaligus mengurus administrasi.
Tidak berhenti di situ, pada 1 Januari 1907, Tirto mendirikan surat kabar kedua bernama Medan Priyayi, yang berkantor di Bandung.Â
Sebelum penerbitan surat kabar ini, ia, bersama H.M. Arsad dan Usman, terlebih dahulu membentuk badan hukum pada tahun 1904.Â
Surat kabar ini berperan penting dalam membangun kesadaran politik dan sosial masyarakat pribumi.
Selain itu, Tirto juga aktif dalam gerakan sosial. Ia mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) sebagai tandingan dari organisasi yang didirikan oleh H. Samanhudi.Â