Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

41 Tahun Tragedi Tampomas II Sisakan Tanda Tanya

27 Januari 2022   11:58 Diperbarui: 27 Januari 2022   12:01 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. KOMPAS/Fahmy Myala

Hari ini, Kapal penumpang Indonesia Tamponas II bertolak pada Sabtu, 24 Januari 1981, pukul 19.00 WIB. Kapal berisi muatan penuh orang dan barang ini seharusnya berangkat 23 Januari 1981. Karena ada kerusakan mesin, pemberangkatannya harus molor sehari. 

Di atas kapal terdapat 191 mobil, 200 sepeda motor, dan diperkirakan 1.442 orang. Dari jumlah itu, yang tercatat secara resmi sebanyak 1.054 orang. Sisanya adalah penumpang gelap. 

Ombak Januari memang sangat besar dibandingkan di bulan-bulan lain, ombak setinggi 7-10 meter dengan kecepatan angin 15 knot sangat wajar terjadi di bulan itu. 

Di dalam kapal sendiri direncanakan sebuah acara show dengan penyanyi Ida Farida dari band kapal. Namun berbagai tanda firasat, dibawakannya lagu "Salam Perpisahan" oleh seorang yang bernama Ferry, yang kemudian tidak diketahui keberadaannya. 

Setelah sehari semalam melintasi lautan, 25 Januari pagi, keadaan berlangsung seperti biasa. Namun malam harinya pukul 20.00 WITA, ketika berada di dekat Kepulauan Masalembo, sebelah utara Pulau Kangean, Jawa Timur, kapal mulai menunjukkan hal yang tak biasa. 

Dimulai dari kemunculan asap pada bagian mesin kapal dan rusak karena kebocoran bahan bakar. Api mulai menyambar dan kru mesin mati-matian memadamkannya dengan alat pemadam portabel. Api lalu menjalar ke kompartemen mesin karena pintu dek terbuka.

Dalam kondisi badai laut yang hebat, beberapa bagian mesin mengalami kebocoran bahan bakar, dan puntung rokok yang berasal dari ventilasi menyebabkan percikan api. Para kru melihat hal tersebut dan mencoba memadamkannya menggunakan tabung pemadam portabel, namun gagal.

Hal itu menyebabkan pemadaman listrik selama dua jam, usaha pemadaman menemui jalan buntu saat air untuk memadamkan api tak bisa disemprotkan karena generator mati. 

Api tentu saja semakin berkobar ke luar ruang mesin, bahkan sampai ke ruang tempat disimpannya mobil dan sepeda motor yang berbahan bakar, menyebabkan api menyebar dan membakar semua dek dengan cepat. 

Tiga puluh menit setelah kebakaran terjadi, para penumpang diperintahkan untuk naik ke dek atas dan naik ke sekoci. Namun proses evakuasi berjalan lambat karena hanya ada satu pintu menuju dek atas. 

Begitu mereka sampai di dek atas,  para ABK dan mualim kapal tidak ada yang memberitahu arah dan lokasi sekoci. Sementara para penumpang adalah orang-orang awam yang tidak mengetahui bagaimana sistem keselamatan kapal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun