Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari A ke Z: Idealisme Milenial Penting untuk Anda

3 Januari 2022   19:38 Diperbarui: 3 Januari 2022   19:49 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi lain berjudul The self-fulfilling nature of positive illusions in romantic relationships: Love is not blind, but prescient  para peneliti menemukan bahwa orang-orang lebih cenderung untuk tetap bersama meskipun ada konflik dan keraguan ketika mereka mengidealkan satu sama lain. 

Dalam hal ini, orang-orang yang awalnya saling mengidealkan satu sama lain dilaporkan mengalami peningkatan kepuasan hubungan. Mereka yang memiliki tingkat idealisasi tinggi, para peneliti menjelaskan, akhirnya "benar-benar menciptakan hubungan yang mereka inginkan seiring berkembangnya sebuah romansa."

Orang-orang ini tidak hidup di awan. Mereka hidup dengan realitas komitmen hari demi hari. Mempertahankan idealisme mereka terbukti menjadi kekuatan besar.

Akhirnya, idealisasi menghasut kita untuk bermimpi besar dan melayani dunia. Sebuah studi tentang pengembangan profesional guru dan siswa dalam program pelatihan guru menemukan bahwa pola pikir mereka berubah dari idealis menjadi pragmatis selama dua tahun. 

Tetapi bertentangan dengan kepercayaan populer, saya berpendapat "bahwa idealisme dan misi adalah kualitas yang diinginkan dan pergeseran dari 'idealisme' ke 'pragmatisme' menunjukkan kemunduran dan bukan kemajuan."

Hasil studi dengan judul "Social Work Idealism" and Students' Perceived Reasons for Entering Social Worklain menemukan bahwa mereka yang mendapat nilai tinggi dalam idealisme lebih mementingkan altruisme dalam pekerjaan mereka daripada siswa yang mendapat nilai lebih rendah, yang cenderung lebih fokus pada masalah profesional. Sangat mudah untuk mengetahui seberapa banyak idealisme dapat menjadi bumerang, tetapi dosis yang tepat memiliki fungsi sosial yang penting.


Ketegangan ini terjadi di berbagai bidang dan budaya di seluruh dunia. Di American University of Sharjah in the United Arab Emirates, misalnya, para profesor memperdebatkan peran idealisme dalam bidang arsitektur. Sebuah artikel di Middle East Architect menyimpulkan bahwa "melihat akademisi, menawarkan skenario idealis yang tidak mempersiapkan siswa untuk dunia nyata." 

Tetapi yang lain, seperti profesor arsitektur Cristiano Luchetti, melihat idealisme sebagai kekuatan pendorong penting dari kreativitas. "Idealisme adalah hal yang hebat. Itu bisa berbahaya tetapi sering kali menjadi mesin dunia tempat kita tinggal."

Idealisme tidak selalu bertentangan dengan kenyataan. Dalam beberapa kasus kritis, itu membuat kenyataan. Saya pikir tantangan besar bagi kaum milenial bukanlah meninggalkan idealisme mereka. Ini untuk menyimpannya bahkan setelah kita punya alasan untuk tidak melakukannya.

Sumber: socialmediaweek.org
Sumber: socialmediaweek.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun