Mohon tunggu...
Mas
Mas Mohon Tunggu... Freelancer - yesterday afternoon a writer, working for my country, a writer, a reader, all views of my writing are personal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances— Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Hari Ini 6 Tahun Lalu, Jessica dan "Kopi Maut" Mirna di Kafe Olivier

2 Januari 2022   21:55 Diperbarui: 2 Januari 2022   23:47 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Racun mematikan tersebut juga ditemukan di lambung Mirna. Setelah diperiksa, ternyata ada sekitar 3,75 miligram sianida dalam tubuh Mirna. Oleh karena itu, polisi meningkatkan penyelidikannya menjadi penyidikan. 

Peningkatan status tersebut karena diduga ada tindak pidana dalam kematian Mirna. Polisi lantas melakukan gelar perkara sebelum menetapkan tersangka

conanianscanlation.com
conanianscanlation.com

Di sisi lain, dosen senior di Universitas Queensland dan pakar patologi forensik berkebangsaan Australia, Beng Beng Ong, dalam persidangan mengungkapkan dugaan bahwa Wayan Mirna Salihin meninggal akibat penyakit jantung. 

"Saya menduga karena penyakit jantung, adanya ketidaknormalan (abnormalitas) pasokan darah ke jantung. Namun, saya tidak bisa pastikan penyebabnya," ujar Beng Beng Ong--sebagai saksi ahli meringankan untuk Jessica Kumala Wongso--di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa dini hari, 6 September 2016. 

Tiga ahli toksikologi dan forensik Australia juga bersaksi dalam kasus tersebut bahwa tidak ada bukti bahwa sianida adalah penyebab kematian.  Bahkan, Ahli toksikologi kimia, Budiawan, meragukan kematian Wayan Mirna Salihin karena keracunan sianida. 

Budiawan adalah saksi ahli yang didatangkan penasihat hukum terdakwa Jessica Wongso sebagai saksi ahli dalam sidang ke-20 pembunuhan Mirna Salihin, Rabu, 14 September 2016, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Budiawan meragukan Mirna keracunan sianida setelah mengetahui kondisi jenazah perempuan itu yang membiru pada bagian ujung jari dan bibirnya. "Tak ada hubungannya warna biru dengan sianida ini. Sebab, kalau sianida ada dalam tubuh, harusnya (jenazah) merah," kata Budi saat menjawab pertanyaan dari Sordame, salah satu kuasa hukum Jessica. 

conanianscanlation.com
conanianscanlation.com

Baca: Kasus Wayan Mirna Salihin, Pelaku Tunggal dan Motif Off The Record

Setelah melakukan penyelidikan mendalam, termasuk melihat rekaman kamera CCTV dan memeriksa Jessica, Hani, keluarga Mirna, dan pegawai kafe Olivier sebagai saksi, polisi pun menetapkan tersangka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun