Mohon tunggu...
Darman Eka Saputra
Darman Eka Saputra Mohon Tunggu... Guru SDN Sukaresmi Cikalongkulon

Guru SD, petani, belajar menulis, tinggal di lereng Sanggabuana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketika Guru Lelah Mengajar: Saatnya Bicara Soal Kesehatan Mental

6 Oktober 2025   04:39 Diperbarui: 6 Oktober 2025   04:40 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orientasi PPPK Angkatan 21 Kabupaten Cianjur 2025, (sumber foto BPSDM Jabar) 

Ketika Guru Lelah Mengajar: Saatnya Bicara Soal Kesehatan Mental

Oleh: Darman Eka Saputra, S.Pd., Gr

Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya menjadi guru di masa kini?
Bangun pagi, menyiapkan materi ajar, menghadapi murid yang beragam karakter, menyesuaikan diri dengan kurikulum yang terus berubah, dan di waktu yang sama, dituntut untuk tetap tersenyum, sabar, dan inspiratif. Di balik seragam yang rapi dan senyum yang tampak tenang, banyak guru sebenarnya sedang berjuang melawan kelelahan mental yang tak kasat mata.

Guru Bukan Sekadar Pengajar, Tapi Manusia yang Juga Bisa Lelah

Guru sering kali ditempatkan sebagai figur sempurna sosok sabar, tangguh, dan teladan bagi semua murid. Namun, di balik itu semua, mereka tetap manusia biasa. Mereka bisa sedih, cemas, bahkan burnout karena tekanan pekerjaan yang berat dan ekspektasi sosial yang tinggi.

Tugas administratif yang menumpuk, target pembelajaran yang ketat, serta beban moral untuk selalu tampil "ideal" membuat banyak guru kehilangan ruang bernapas. Ironisnya, isu ini sering dianggap sepele, seolah kesehatan mental guru bukan bagian penting dari mutu pendidikan.

Padahal, guru yang sehat mentalnya akan lebih mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan penuh empati.

Burnout di Kalangan Guru: Masalah yang Nyata

Fenomena burnout atau kelelahan emosional bukan hanya dialami oleh pekerja kantoran di kota besar. Di ruang-ruang kelas, banyak guru yang diam-diam mengalaminya. Mereka kehabisan energi, kehilangan semangat, bahkan mulai merasa tidak berarti.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres dan tekanan psikologis guru di Indonesia meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi dan perubahan sistem pendidikan menuju Kurikulum Merdeka. Adaptasi digital, keterbatasan fasilitas, dan ekspektasi masyarakat menjadi beban tambahan yang tidak ringan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun