Sayangnya, jarang ada ruang aman bagi guru untuk berbicara tentang hal ini. Padahal, kesehatan mental guru adalah fondasi utama keberhasilan pendidikan.
Saatnya Sekolah Bicara Soal Kesehatan Mental
Sekolah sering fokus pada prestasi murid nilai ujian, lomba, akreditasi namun melupakan kesejahteraan emosional para pengajarnya.
Padahal, mendukung kesehatan mental guru tidak selalu membutuhkan program besar.
Langkah kecil seperti:
1. Mengadakan sesi refleksi rutin antar guru,
2. Memberikan apresiasi yang tulus,
3. Menyediakan waktu istirahat yang cukup,
4. Membangun komunikasi terbuka dengan kepala sekolah,
bisa menjadi awal yang sederhana tapi berdampak besar.
Lebih dari itu, kebijakan pendidikan seharusnya mulai menempatkan kesehatan mental guru sebagai bagian dari mutu sekolah.
Guru Bahagia, Pendidikan Berkualitas
Kesehatan mental bukan sekadar bebas dari stres, melainkan kemampuan untuk tetap seimbang, optimis, dan berdaya di tengah tekanan. Ketika guru merasa bahagia, murid pun akan merasakan energi positif dalam proses belajar.
Guru yang tenang emosinya akan lebih sabar menghadapi murid, lebih kreatif dalam mengajar, dan lebih manusiawi dalam menilai.
Dengan kata lain, kualitas pembelajaran tak akan pernah lepas dari kesejahteraan batin sang pengajar.
Penutup: Mari Rawat yang Merawat
Guru adalah jantung dari sistem pendidikan. Tapi siapa yang merawat jantung itu ketika ia mulai lelah berdetak?
Saatnya kita  masyarakat, sekolah, dan pemerintah berhenti menuntut guru untuk selalu kuat tanpa memberi ruang bagi mereka untuk beristirahat.