NYANTRI TUH KAYAK GINI
Memperingati hari santri, hari itu bukan hari biasa, hari itu adalah hari yang sangat bersejarah bagi santri. 22 Oktober 1945 sejarah hari santri di peringati
Santri adalah pewaris ulama, tetapi menjadi santri tidak mudah. Seorang santri harus memiliki kesabaran dan tekad yang benar benar kuat dan besar. Ada satu rasa yang pasti semua Santri merasakannya, yaitu rasa rindu. Saya adalah santri, hal yang terberat adalah menurut saya adalah rasa rindu yang obatnya itu adalah pertemuan, namun apalah daya bagi kita yang mondok tak akan bisa mengobatinya. Kita hanya bisa menangis. Bukan berarti kita lemah, tapi menangis membuat kita merasa lega dan agak sedikit ringan. Santri yang mondok di masa pandemic sangat besar ujiannya, karena kita dilarang berjabat tangan dengan orang tua sendiri atau bahkan orang kita sendiri dilarang untuk menjenguk kita di pondok. Tapi itulah perjuangan, semua santri pasti tidak asing lagi dengan kata kata ini "Hasil tidak pernah mengkhianati usaha"
"Barang siapa yang tidak sanggup menahan pahitnya menuntut ilmu maka dia akan merasakan pahitnya kebodohan sepanjang masa". Inilah yang dikatakan oleh imam Syafi'I salah satu ulama empat mazhab. Menuntut adalah hal yang wajib tapi tak mudah untuk kita dapatkan.  Di dalam kita  Ta'liimul Muta'allim , Syekh Zarnuji mengatakan bahwa Kamu tak akan mendapatkan ilmu jika kamu tak memiliki enam hal ini yaitu cerdas, rakus terhadap ilmu, sabar, biaya, waktu yang lama, dan dekat dengan guru(karena menuntut ilmunya). Itulah yang harus dimiliki seorang santri. Kenapa sih harus enam ? menurut saya karena enam hal tersebut sangat berkaitan
Cerdas, menjadi santri penerus bangsa tentunya kita harus cerdas karena kita telah berada di era global 4.0 yang harus membutuhkan kecerdasan untuk bisa mengikuti arus tapi tidak boleh terbawa arus
Rakus terhadap ilmu, sikap rakus memang tidak boleh kita miliki tapi apabila kita rakus terhadap ilmu itu sangat boleh, karena apabila kita melakukan sesuatu namun kita tidak ada kemauan dan kesunggguhan terhadap hal tersebut tentu  kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal
Sabar, sangat penting bagi saantri untuk memiliki kesabaran yang super extra karena pondok adalah temapat menguji kesabaran, santri yang sanggup bertahan monddok sampai selesai kesabarannya tak perlu ditanyakan lagi.
Biaya, biaya sangat penting dan wajib ada demi keberlangsungan kita untuk menuntut ilmu karena segala sesuatu membutuhkan uang tapi uang bukanlah segalanya
Waktu yang lama, menutut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah, rasulullah SAW juga bersabda  kurang lebih seperti ini "tuntutlah ilmu dari ayunan hingga liang lahat". Nyantri selama 6 tahun itu bukan seberapa, bukan berarti kita telah mondok selama 6 tahun kita sudah menjadi ulama. Semakin kita mencari ilmu maka kita akan semakin  merasa bodoh karena luasnya ilmu
Dekat dengan guru, dekat disini bukan berarti kita selalu berada disisinya, tapi kita dekat dengan guru supaya ilmu dengan mudah kita dapatkan. Tentu santri yang akrab dengan guru karena ilmunya beda dengan santri yang biasa biasa aja. Karena guru pasti memiliki ilmu yang tidak diberikan kepada semua santrinya.
Â
Aku adalah seorang santri, gelar seoraang santri tak akan lepas dari diriku karena santri bukan hanya pas kita dipondok. Kalua dulu dipondok dulu kita menuntut, sekarang kita tetap menuntut dan mengamalkan apa yang kita dapatkan karena ilmu yang diamalkan akan bertambah.
Hal hal yang menyenangkan dan unik  yang aku rasakan pas dipondok itu banyak banget, dan aku tidak menyesal karena mondok. Makan dengan satu lauk yang kalau dirumah pasti kita tak bisa, mencari berkah dengan cara apapun, apa apa ngantri. Yang paling menyenangkan adalah Ketika kita dihukum bareng bareng, kalau kita menganggap hukuman itu adalah beban pasti akan terasa sulit tapi aku selalu menjalankan hukuman itu dengan senang hati dan selalu ikhlas alhasil semua aku jalanin tanpa merasa terbebani. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang dijalankan dengan hati ikhlas itu sangat  menyenangkan. Dipondok itu kita diajarkan mengahadapi pahitnya kehidupan. Jadi kalau kita mondoknya santai santai aja dan nggak sungguh sungguh percuma. Santri itu harus kuat dan tahan banting. Menjadi penerus bangsa tuh harus tangguh. Hari santri seharusnya menjadi semangat baru untuk nyantri dan berjuang untuk agama, bangsa dan negara, ingat "hubbul wathan mianal iman"
Pesan saya untuk santri dimanapun kalian berada ingat menuntut ilmu itu harus rela jauh dari orang orang berharga agar bisa Kembali membanggakan mereka. Menangis bukan berarti manja, biarkan air mata itu menjadi saksi perjuangan. Biarkan air mata itu keluar asal bisa mengurangi rasa berat sakit dan rindu, tapi setelah itu kalian harus bangkit ingat allah selalu Bersama kita dan selalulah libatkan Allah dalam segala urusanmua biarkan allah yang menyembuhkan dan meringankan . Doa santri itu maqbul karena santri itu ibarat malaikat malaikat kecil Allah, mereka mengandalkan doa dan salawat.Sebagai santri kita harus saling menguatkan  Yang sedang merantau semangat, memang sakit, berat, sulit, tapi untuk menjadi sukses dan bisa membahagiakan orang orang berharga, bangsa dan negara butuh perjuangan. Selamt hari santri, banggalah jadi santri. Santri hebat, santri kuat untuk negara tercinta menjadi "Baldatun toyyibatun wa rabbun gafur"
