Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Content Strategist

Penikmati cerita (story) di berbagai platform • Suka menulis kreatif (creative writing) tema gaya hidup (lifestyle) dengan gaya (style) storytelling • Senang membantu klien membangun brand story • Personal advisor/consultant strategi konten untuk branding dan marketing • Ngeronda di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Sore": Istri dari Masa Depan, Aplikasi Cinta Itu Kuat Seperti Maut

17 Juli 2025   02:38 Diperbarui: 17 Juli 2025   21:56 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)

Jika lelaki berjibaku memperjuangkan cinta hingga pernikahan, maka perempuan melakukannya melampaui itu, dengan kerelaan berkorban yang melintasi ruang dan waktu.

KHO PING HOO, penulis cerita silat (cersil) legendaris pernah menulis bahwa dalam perjalanan hidup manusia, terdapat tiga peristiwa penting yang krusial, yakni kelahiran, pernikahan, dan kematian.

Dalam dialog antar-karakter film Sore: Istri dari Masa Depan, kita akan menjumpai tiga momen senada yang dinarasikan sebagai masa lalu, rasa sakit, dan kematian.

Mari kita padu padankan keduanya. Jika kelahiran dimaknai sebagai masa lalu dan bersepakat tentang kematian, maka yang tersisa dari komparasi keduanya adalah pernikahan yang "identik" dengan rasa sakit.

Ringkasan cerita berikut kiranya bisa menjadi ilustrasi mengena mengenai hal ini. Tidak terlalu akurat, bahkan mungkin jauh dari tepat. Namun setidaknya mendekati kenyataan untuk sekadar memberikan gambaran.

Pada sebuah musim dingin yang panjang, terjadi badai yang mengancam nyawa makhluk hidup. Dalam keterpaksaan yang menyakitkan, dua ekor landak memutuskan untuk berpelukan agar hangat.

Pada akhir cuaca ekstrem, hewan pengerat dengan tubuh berduri tajam ini, berhasil melewatinya dengan selamat. Tubuh keduanya berhiaskan darah yang disebabkan oleh tusukan duri dari masing-masing mereka.

Poster Film Sore: Istri dari Masa Depan (Sumber: Cerita Film)
Poster Film Sore: Istri dari Masa Depan (Sumber: Cerita Film)

Film Sore: Istri dari Masa Depan dan Teori "Cinta Kuat Seperti Maut"

CINTA sejati dalam praktiknya, kerap melampaui akal. Dia memiliki daya genggam sekuat maut. Kalimat ini tercatat dengan baik dalam satu ayat di kitab Song of Songs (Kidung Agung 8:6). Ada yang menduga, kitab yang ditulis dengan gaya sastra pada zamannya ini adalah karya Raja Salomo.

"Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, cemburu gigih seperti dunia orang mati. Nyala-nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!" demikian penggalannya.

Andaikan kita menyetujui kitab yang diperkirakan ditulis antara abad ke-10 SM hingga abad ke-3 SM ini sebagai karya Raja Salomo, maka kitab ini melengkapi dua buah pena lainnya dari sosok yang digambarkan sebagai raja yang "penuh hikmat".

Kedua kitab yang melengkapi Song of Songs ini adalah kitab Proverbs dan kitab Ecclesiastes. Jika mencoba memahami posisi ketiga kitab ini dalam struktur, maka diperoleh premis menarik terkait tahapan kehidupan manusia.

Proverbs (Amsal) terkait dengan masa muda dan periode pembelajaran. Song of Songs berbicara tentang masa muda dan cinta. Dan Ecclesiastes (Pengkhotbah) berkenaan dengan periode masa tua dan refleksi atas kehidupan.

Kronologi ketiganya memberi tahu kita bahwa metafora "cinta kuat seperti maut" berbicara tentang sebuah kekuatan dahsyat yang sedang membara di periode usia muda manusia.

Untuk melengkapi konteks, dalam budaya di masa lampau, maut atau kematian dipandang sebagai "kekuatan absolut yang tak terhindarkan" oleh manusia.

Menggunakan narasi lain, cinta itu tak terelakkan seperti kematian; cinta itu tak terkalahkan dan tak dapat dilawan sebab dia sekuat kematian; dan cinta dapat menundukkan manusia dalam totalitasnya.

Adegan film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)
Adegan film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)

Film Sore: Istri dari Masa Depan dan Aplikasi "Cinta Kuat Seperti Maut"

BERSANDAR pada pemahaman akan metafora "cinta kuat seperti maut", kita akan sangat terbantu memahami bagaimana Sheila Dara memainkan tokoh karakter Sore yang dikreasi melalui cerita yang dibangun Yandy Laurens.

Selaku penulis skenario, Yandy Laurens membagi cerita film melalui Point of View (PoV). Dalam asumsi pencerita fiksi pada umumnya, cara ini tidak menimbulkan kesulitan apabila digunakan dalam medium cetak semisal novel. Namun, berisiko untuk medium film layar lebar.

Namun pilihan Yandy ini, dalam eksekusi alih wahana, ternyata "jalan" dan berhasil dengan (sangat) baik. Inilah panggung bagi eksplorasi karakter Sore secara habis-habisan dalam mendistribusikan premis "cinta kuat seperti maut".

Sesuai perkiraan Yandy selaku sutradara yang dituturkannya dalam sebuah siniar (podcast). Penonton dalam screening terbatas, ungkapnya, dibuat terhenyak. Bahkan menonton dengan cara duduk yang berubah---menggeser maju tubuhnya.

Ketika saya menonton film ini untuk kedua kalinya, saya membangun kesadaran ini. Dan, menemukan seorang penonton di sisi kiri agak jauh, melakukan hal serupa. Sebagian penonton lainnya, di sisi kanan, tidak tertahankan untuk menyuarakan komentar.

Melalui film Sore: Istri dari Masa Depan kita menyaksikan aplikasi dahsyat dari metafora "cinta kuat seperti maut". Menyajikan pengalaman menonton yang mengaduk-aduk emosi. Itulah yang mengantar banyak orang, lelaki maupun perempuan, untuk mengalami basah di mata.

Adegan dalam film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)
Adegan dalam film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)

Film Sore: Istri dari Masa Depan dan webseries SORE

CERITA film Sore: Istri dari Masa Depan memang dibangun menggunakan ranah webseries SORE (2017). Namun, keduanya berbeda secara signifikan. Bukan sekadar perbedaan durasi, pemeran, maupun ending cerita.

Saya memahami webseries SORE sebagai film dengan genre cerita Drama/Romansa. Jika bisa dibelah, maka bagian pertama series dengan karakter tokoh Sore yang diperankan Tika Bravani itu adalah genre Drama. Separuh lainnya yang menyertainya, bermain di ranah Romansa.

Namun, tidak demikian dengan cerita film Sore: Istri dari Masa Depan. Yandy memainkannya di genre Drama, lalu beradegan di ranah Fantasi, sebelum kemudian mengemas ending yang merangkum keseluruhan kisah ini menggunakan genre Romansa.

Sebagai catatan pinggir, saya memahami Romansa sebagai genre yang memainkan karakter-karakternya dalam jalur tempuh "pencarian kebahagiaan sepasang makhluk hidup melalui cinta".

Itulah kepiawaian Cerita Film dalam "mengelabui" penonton dengan maksud baik. Kejelian dalam membangun persepsi melalui teaser seolah film Sore: Istri dari Masa Depan adalah film yang sekadar memanjang-manjangkan durasi webseries SORE.

Sore dan Jo dalam film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)
Sore dan Jo dalam film Sore Istri dari Masa Depan (Sumber: IMDb)

Sore: Istri dari Masa Depan, Film Sederhana yang Mewah

PENULIS dan pembaca cerita fiksi tahu bahwa genre Romansa lazimnya memainkan dan membenturkan tiga karakter (magic three) sebelum didamaikan untuk menuju ending. (Jika hendak berepot-repot, silakan menghadirkan karakter tokoh keempat.)

Melalui kaca mata Romansa ini, film Sore: Istri dari Masa Depan melakonkan secara semestinya magic three yang kurang tegas dalam webseries SORE. Dalam film layar lebar ini, kita akan menjumpai magic three Sore, Jonathan (Dion Wiyoko), It.

Ranah genre Drama film ini pun dikembangkan sedemikian rupa oleh Yandy Laurens. Memberi kita suguhan lengkap tentang sikap atau tindakan yang didorong oleh motif tertentu, dan menyelesaikannya. Durasi film yang nyaris dua jam, memberi keleluasaan yang terasa mewah.

Selebihnya adalah kemewahan-kemewahan lain yang melingkupi film ini. Baik yang berjalan beriringan, maupun bersusulan, menghiasi mata penonton hingga film berakhir.

Sheila Dara dan Dion Wiyoko memainkan karakter Sore dan Jonathan dengan memuaskan. Keduanya blend melalui chemistry dalam memainkan dialog dan bahasa tubuh (gestur).

Paling krusial, yang paling sensitif untuk dipergoki mata penonton film genre Romansa, adalah bahasa mata dan gestur tubuh. Untuk bahasa mata, keduanya melampaui itu dengan turut memainkan bahasa kening. Sementara gestur tubuh, dalam kadar cukup mengingat karakter tokoh Jonathan.

Karakter pendukung, yakni Goran Bogdan yang berperan sebagai Karlo, juga pilihan mewah. Aktor yang telah berkecimpung dalam dunia seni peran sejak 2005 ini, telah berkecimpung di sekitar 40 film. Termasuk film The Man Who Could Not Remain Silent (2024) yang masuk nominasi Oscar.

Di luar cerita dan para pemeran tokoh karakter di film ini, sebagai penonton awam, saya juga menikmati suguhan kemewahan dari editing (Hendra Adhi Susanto) dan music scoring (Ofel Obaja Setiawan).

Sebagai bonus, kita seolah mendapat hadiah traveling bagi mata melalui jastip. Tidak cukup hanya keindahan wajah kota Gronjan dan Zagreb (Kroasia). Tersuguh pula eksotika Arctic (Finlandia) yang menjadi destinasi impian banyak orang.

Film ini disajikan dalam paket lengkap bagi penonton. Jika Anda yang belum menyaksikannya, segeralah menuju gedung bioskop. 

Menonton lebih dari sekali? Film ini akan semakin indah dan membuat Anda jatuh cinta!

Selamat menonton!

Oya, kepada sosok-sosok utama yang terlibat dalam pembuatan film Sore: Istri dari Masa Depan, saya menantikan kehadiran mereka di panggung Citra. Dengan spirit "jika aku harus menjalani sepuluh ribu kehidupan, aku akan selalu memilihmu." (*)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun