Kereta sedang menghampiri stasiun
kala pesan WhatsApp ibu masuk
Aku kadung berkemas dan merapikan ransel
lalu berdiri, bersiap menurunkan kardus bawaan
yang kupenuhi dengan pesanan ibu
untuk dirinya dan ayah serta ponakan
Kuingat pesan ibu berminggu lalu,
"Pulanglah. Jika ibu yang kangen, kau tahu itu
tetapi kali ini ayah pun turut rindu padamu."
Aku tercekat, terbayang tumpukan kerja.
"Jangan Natal, ya Bu. Tenggat kerjaanku
tak terburu dan terburu-buru untuk diselesaikan."
Kudengar tarikan napas perempuan tua itu.
"Jika begitu, bertahunbarulah bersama kami
usahakan tibalah sehari sebelumnya."
Pada akhirnya janji itu pun tak terpenuhi
ibu pun berusaha paham dan ayah bersabar
menanti sehari selewat pergantian tahun
Aku pun bergegas berjalan menuju antrean
hingga kereta berhenti penuh dan turun
melangkah ke ujung jauh tempat pintu keluar
Dalam menanti mobil jemputan tiba
aku pun teringat pesan ibu yang lalai kubaca
"Ayah kecelakaan. Sepedanya ditabrak truk."
Mataku nanar saat mengalihkan tujuan
dan di ruang dingin UGD rumah sakit
aku hanya bisa meledakkan tangis
_