Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Freelancer - Content Strategist

Sedang memburu senja dan menikmati bahagia di sini dan di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penderita Kusta di Tengah Badai Pandemi

25 Juli 2021   13:37 Diperbarui: 25 Juli 2021   13:59 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan Kab Subang

Persepsi negatif ini muncul dalam masyarakat dan melekat kuat. Alih-alih seseorang dengan gelaja kusta mendapatkan pengobatan dini, malah apa yang mereka alami kerap kali dipersepsi secara berlebihan--misalnya sebagai kutukan kehidupan.

Hal ini dibenarkan Ardiansyah yang aktif di komunitas PerMaTa Bulukumba. Ia menggarisbawahi tentang perlakuan diskriminasi atau stigma yang masih berkembang di masyarakat. Untuk itulah Ardiansyah dan komunitas tergerak memberikan pemahaman dan edukasi yang dibutuhkan.

Hal lain yang terjadi misalnya, penderita kusta kerap belum bisa mengakses pelayanan di Rumah Sakit Umum (RSU). Mereka malah dirujuk ke rumah sakit di luar dari Kab Bulukumba. Umumnya masih dilayani Puskesmas. Sementara yang ideal, mereka sebaiknya dilayani di Rumah Sakit Kusta.

Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan Kab Subang
Bapak Suwata dari Dinas Kesehatan Kab Subang

Di Tengah Pandemi

Covid-19 boleh saja mengambil porsi perhatian terbesar. Namun, kusta tidak bisa diabaikan. Dalam kesempatan itu Suwata memaparkan data-data yang masih memprihatinkan. Dalam tiga tahun terakhir, ungkapnya, cacat tingkat dua di Kabupaten Subang menunjukkan kenaikan.

Pada 2018, terdapat 7 kasus cacat di mana itu adalah 5 persen dari keseluruhan kasus yang ditemukan. Pada 2019, ditemukan 9 kasus (7,9 persen). Dan pada 2020, tercatat 12 kasus yang menunjukkan angka 11 persen.

Tak hendak berdiam diri, menurut Suwata, ada berbagai upaya yang dilakukan. Selama ini, selain adanya forum SKPD peduli disabilitas, telah dilakukan advokasi terkait undang-undang yang mengatur hal ini. Juga dilakukan integrasi peran pemangku kepentingan kesehatan dan meningkatkan peran masyarakat.

Fokus yang prgoram prioritas meliputi pengedalian penularan, pencegahan kecacatan, pemberdayaan peningkatan pola hidup, pengurangan stigma dan diskriminasi, serta inspirasi perubahan perilaku melalui tokoh-tokoh masyarakat.

Bapak Ardiansyah, aktivis Kusta dan Ketua PerMaTa Bulukumba
Bapak Ardiansyah, aktivis Kusta dan Ketua PerMaTa Bulukumba

Strategi Adaptif

Berkenaan dengan situasi kekinian, Suwata juga mengungkapkan strategi khusus yang patut ditiru bagi daerah-daerah lain. Suwata menyebutkan lima hal utama terkait akses inklusif yang bisa ditempuh.

Pertama, mendekatkan layanan kepada yang membutuhkan, yang dalam hal ini terkait penyakit kusta. Dalam upaya ini dihadirkan kelompok-kelompok perawatan diri. Termasuk program homecare yang dilakukan perawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun