Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mendambakan Keindahan di Pantai Randusanga Indah

27 September 2020   20:53 Diperbarui: 27 September 2020   21:01 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah berserakan di bibir Pantai Randusanga Indah, Brebes. Dokumen pribadi.

Salah satu obyek wisata di pesisir pantura yang menjadi andalan kabupaten Brebes sejak dulu yakni Pantai Randusanga Indah (PARIN). 

Meskipun kini mulai bermunculan obyek wisata lainnya, seperti Wisata Pantai Pulau Cemara (WPPC) di Sawojajar kecamatn Wanasari dan  Wisata Hutan Mangrove, Pandansari Brebes. 

Sayangnya, Parin yang dibangun lebih dahulu, sejak 2001 itu tak menampakkan perubahan yang berrati hingga sekarang, bahkan terkesan kumuh dan kurang indah.

Padahal Pantai Randusangan Indah cukup strategis letaknya dari jantung kota, hanya sekitar 7 KM saja. Akses menuju lokasi termasuk jalan datar dan bisa dituju dari mana saja, termasuk banyak menjadi tujuan para peseda sekarang ini. 

Ditambah dengan lokasi pantai yang datar, pasir tak berbatu, para peseda bisa saja langsung menelusuri bibir pantai dengan mengayuh sepedanya, kurang lebih sepenajang 2 KM. 

Sayangnya, pemandangan di sepanjang pantai itu dipenuhi dengan sampah yang berserakan. Baik dari sampah bawaan laut, maupun sampah dari masyarakat dan para pengunjungnya. 

Tempat sampah yang tersedia hanya bisa dihitung dengan jari saja, itu pun tak mungkin menampung sampah yang ada. Bahkan hampir jarang terlihat petugas kebersihan berkeliling di pantai itu.

Meski banyak sampah, pengunjung tetap banyak. Dokpri
Meski banyak sampah, pengunjung tetap banyak. Dokpri
Sebagai warga Brebes asli, kami sangat menaruh banyak harapan kepada pemerintah yang ada. Disamping itu, Parin merupakan salah satu alternatif obyek wisata terdekat dan terjangkau. Tiket masuk kami berempat, dengan sepeda motor hanya 10 ribu rupiah saja. 

Di tambah lagi, spot untuk memancing di area sebelum dan di samping Parin, sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri. Tetapi sayang, peluang itu kurang dibarengi dengan greget dari pengelola terkait guna memperindah pantai. 

Parin seharusnya bisa menimba ilmu pada pengelola Pantai ALam Indah (PAI) Tegal. Dahulu pantai tersebut pun sempat sepi dan terkesan kumuh. Ditambah posisi pantai yang begitu dekat sehingga menyebabkan abrasi dan air pasang. namun sekarang ini, konsep PAI Tegal begitu indah. 

Semua pedagang tertata rapi, tak ada warung di bibir pantai yang saling berebut lahan menjorok. Hal ini masih nampak di bibir pantai Randusanga, meskipun oleh sebagian pengunjung, kondisi semacam ini dianggap menguntungkan. 

Karena bisa menatap laut dari jarak terdekat. Bisa pula memantau anak-anak yang sedang berenang dari jarak terdekat, termasuk untuk membilasnya, tersedia pula di bibir pantai tempat-tempat bilas, mandi ulang dengan air bersih.

Bibir pantai Parin berupa pasir, datar yang bisa dilalui sepeda. dokpri.
Bibir pantai Parin berupa pasir, datar yang bisa dilalui sepeda. dokpri.
Namun secara umum, faktor keindahan, kebersihan dan kebersihan saja yang perlu dibenahi di pantai tersebut. Padahal dengan sampah yang berserakan saja, pengunjung tetap memadati, mengunjunginya, terutama di hari-hari libur, apalagi jika pengelola dan masyarakat setempat juga sadar bersama akan arti memperindah pantai, pastilah Parin bisa bersaing dengan obyek-obyek wisat lainnya, yang kini sedangan berbenah diri dengan cepat dan tanggapnya.

Inovasi dan kreasi pantai juga dinilai cukup stagnan, bahkan terkesan menurun. Beberapa wahana yag pernah ada, tak bertahan lama. Taman-taman di pesisir pantai kurang beraturan tak berujud. Bahkan terkesan mubadzir saja. Memakan tempat dan tak terawat. 

Konsep Parin belum sejelas obyek wisata lainnya. Akankah persoalan ini dibiarkan begitu saja. Atau para pengelola Parin mungkin sudah merasa berada di zona nyaman. 

Tanpa perubahan yang berati saja, Parin tetap banyak pengunjung? Sungguh, kami menaruh banyak harapan akan adanya Parin yang lebih Indah lagi di masa mendatang. Semoga.

Imam Chumedi, KBC-28

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun