Mohon tunggu...
khumaediimam
khumaediimam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Teruslah menebar kebaikan, karena kebaikan yang mana yang diridhai, tiada kita tahu

Menulis Atau Mati.....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Serakah Sang Hamba

2 September 2019   15:26 Diperbarui: 2 September 2019   15:27 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Kering kerontang dari sudut mata. Tandus gersang tiada lagi rindang sang daun. Hanya ranting kering tertiup nyiur angin kemarau. Suaranya parau memilukan. Satu persatu punah sebelum masanya. Itu bukan cerita reka, tuan. Tapi nyata di depan mata.

Atas nama ketamakan. Tangan-tangan serakah sang hamba telah membabi buta. Melibas kehidupan yang ada. Atas nama keuntungan, meniadakan kesadaran lingkungan. Ambil, raup keuntungan tanpa belas kasihan. Pada alam yang mengindahkan.

Disana-disini, sama saja. Hutan menggundul, hanya menghitung hari. Keserakahan sang hamba sudah tak terelakkan. Seperti menantang Sang Khalik saja. 

Maafkan kami, Tuhan

Kami yang lalai memegang amanah. Amanah sebagai khalifah di bumi ini. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun