Kering kerontang dari sudut mata. Tandus gersang tiada lagi rindang sang daun. Hanya ranting kering tertiup nyiur angin kemarau. Suaranya parau memilukan. Satu persatu punah sebelum masanya. Itu bukan cerita reka, tuan. Tapi nyata di depan mata.
Atas nama ketamakan. Tangan-tangan serakah sang hamba telah membabi buta. Melibas kehidupan yang ada. Atas nama keuntungan, meniadakan kesadaran lingkungan. Ambil, raup keuntungan tanpa belas kasihan. Pada alam yang mengindahkan.
Disana-disini, sama saja. Hutan menggundul, hanya menghitung hari. Keserakahan sang hamba sudah tak terelakkan. Seperti menantang Sang Khalik saja.Â
Maafkan kami, Tuhan
Kami yang lalai memegang amanah. Amanah sebagai khalifah di bumi ini.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!