Lagi...
Mereka membuat ulah lagi. emosi di dada semakin memanas. Apa sebenarnya maunya anak-anak ini?
Ditegur. Mereka mengadu ke orang tua, dengan karangan yang dibuat-buat, seakan menjadi korban kekerasan guru. Hanya ditegur. Dan urusan akan menjadi panjang. Orang tua datang ke sekolah dengan berbagai ancaman yang menyudutkan guru. Mengajari guru, bagaimana mendidik, menasehati guru, seakan-akan mereka (orang tua) adalah master pendidikan.
Sabar...
Kutatap barisan anak-anak yang selalu saja membuat masalah. Dari knalpot bising, lompat pagar, pakaian ketat, sepatu putih, datang ke sekolah selalu terlambat, tidur saat jam pelajaran. Bolos ke kantin, dan sering tidak memperdulikan dengan tata tertib sekolah. Kuperhatikan rambut mereka. Rambut yang bermodel aneh. Kata mereka, boleh dibayar 200 ribu, oleh salon, untuk jadi model rambut.
Kembali kuhela nafas panjang.
kuambil duduk didepan mereka, menatap tajam mereka satu per satu.Â
"Kalian maunya apa?"mereka terdiam
"Bangga kalian, membuat onar terus?". mereka masih terdiam
"Sebenarnya mudah, jika tidak suka dengan aturan sekolah, mengapa kalian sekolah disini. Pindah sekolah, dan cari sekolah dengan aturan yang kalian mau, saya rasa lebih baik." Nadaku mengancam.
Sunyi.