Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ironi di Negeri Subur, Ketika Menjadi Petani Bukan Cita-cita

22 Februari 2020   21:47 Diperbarui: 22 Februari 2020   21:49 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Semakin tak menarik pertanian, semakin digempur pula oleh industrialisasi dan lainnya. Tanah sawah menjadi tanah untuk bangunan. Negeri yang subur dan wajarnya ditanami tanaman, tapi ditanami bangunan.

Sangat ironis memang ketika negeri yang subur justru tak menarik bagi orang untuk menjadi petani. Tapi, orang juga realistis ketika menjadi petani tak memberi gambaran kesejahteraan. Hanya dipakai tenaganya, dibayar tak seberapa, dan hasilnya disajikan di rumah-rumah dengan segala kemewahannya.

Lebih ironis lagi jika membandingkan negara Indonesia dengan Thailand dan Vietnam.  Worldstopexports.com menyebutkan bahwa Thailand adalah negeri pengekspor beras kedua terbesar di dunia dengan pendapatannya 5,6 miliar dolar pada tahun 2018. 

Vietnam berada di posisi tiga pengekspor beras di dunia dengan  pendapatan 2,2 miliar dolar pada 2018. Pengekspor pertama adalah India dengan pendapatan 7,4 miliar dolar. Indonesia bahkan dalam tahun 2018, tak masuk 15 besar negara pengekspor beras.

Sebagai orang awam, saya tentu berharap pemerintah memberi proteksi, memberi bantuan, dan  lebih peduli pada petani. Bagaimanapun juga petani adalah orang yang sangat berjasa bagi kita semua. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun