Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bara di Senayan: Antara Ketulusan Rakyat dan Rekayasa Operasi

2 September 2025   07:08 Diperbarui: 2 September 2025   07:08 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Demo di Depan DPR, Bakar Ban Hingga Corat-Coret Pagar 

Antara Ketulusan dan Rekayasa

Pertanyaannya: berarti semua yang ikut demo itu settingan? Bayaran? Tidak sesederhana itu. Mereka yang turun ke jalan, yang marah kepada pemangku kebijakan, banyak yang tulus. Tetapi ketulusan itu dijadikan bahan bakar. Rakyat menjadi pion dalam sebuah permainan yang lebih besar. Pertandingan sesungguhnya terjadi di atas panggung kekuasaan, bukan di aspal Senayan.

Refleksi

Sebagai seseorang yang pernah akrab dengan dunia demonstrasi, saya percaya bahwa suara rakyat tidak bisa direduksi hanya sebagai "alat". Namun pengalaman juga mengajarkan bahwa dalam politik, ketulusan seringkali direkayasa. Bara kemarahan rakyat bisa disulut, diarahkan, dan dimanfaatkan untuk tujuan strategis aktor-aktor bayangan.

Esensi refleksi dari demo 25-29 Agustus 2025 adalah ini: kita sedang hidup di era di mana perlawanan rakyat tidak bisa dipisahkan dari operasi informasi. Emosi yang asli bercampur dengan narasi yang dibuat-buat. Aspirasi tulus bercampur dengan kepentingan politik.

Rakyat tetap punya hak untuk marah, tapi mereka juga berhak tahu bahwa ada yang memainkan peluit di belakang layar. Tanpa kesadaran itu, rakyat hanya akan terus menjadi pion dalam permainan besar yang tak pernah benar-benar berpihak pada mereka.**

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun