Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu Ramai Dinyinyiri para Menteri

20 Februari 2025   09:30 Diperbarui: 20 Februari 2025   09:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://j5newsroom.com/2025/02/20/tagar-kaburajadulu-dan-indonesia-gelap-jadi-sorotan-media-singapura-malaysia/

Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), juga menanggapi tagar #IndonesiaGelap dengan menyatakan bahwa tagar tersebut tidak mencerminkan kondisi sebenarnya di Indonesia.

Kemudian Opung Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), memberikan respons tegas terhadap viralnya tagar #IndonesiaGelap ini. Luhut menegaskan bahwa meskipun terdapat kekurangan, Indonesia masih berjalan dengan baik, dan permasalahan yang ada tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain seperti Amerika Serikat.

Dalam pidatonya, bahkan Luhut menyatakan, "Jadi, kalau ada yang bilang itu Indonesia gelap, yang gelap kau, bukan Indonesia." Pernyataan ini tentu saja menuai sorotan negative karena dianggap arogan dan kontroversial.

Secara keseluruhan, respons dari para pejabat ini menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan atau menepis kritik yang disampaikan melalui tagar-tagar tersebut, tanpa secara langsung menangani isu-isu substantif yang diangkat oleh masyarakat.

Sesungguhnya, fenomena kedua tagar ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mempertahankan talenta mudanya. Keinginan untuk "kabur" ke luar negeri bukan hanya sekadar tren, tetapi juga indikasi adanya masalah struktural yang perlu segera diatasi.

Pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, di mana generasi muda merasa dihargai dan memiliki peluang untuk berkembang tanpa harus meninggalkan tanah air. Dalam menghadapi situasi ini, penting bagi masyarakat untuk tetap kritis namun konstruktif. Dialog antara pemerintah dan warga harus terus dibuka, sehingga solusi yang dihasilkan dapat mengakomodasi kepentingan bersama dan mencegah "brain drain" yang dapat merugikan masa depan Indonesia.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun