Mohon tunggu...
Kholid Harras
Kholid Harras Mohon Tunggu... Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

Pemerhati pendidikan, politik, dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tagar #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu Ramai Dinyinyiri para Menteri

20 Februari 2025   09:30 Diperbarui: 20 Februari 2025   09:30 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://j5newsroom.com/2025/02/20/tagar-kaburajadulu-dan-indonesia-gelap-jadi-sorotan-media-singapura-malaysia/

Saat ini jagat media sosial Indonesia diramaikan oleh dua tagar yang mencerminkan keresahan masyarakat: #IndonesiaGelap dan #KaburAjaDulu. Tagar ini digunakan oleh mahasiswa dalam demonstrasi untuk menolak sejumlah kebijakan pemerintah.

Secara harfiah, "Indonesia Gelap" berarti "Indonesia dalam kegelapan." Dalam konteks ini, "gelap" digunakan secara metaforis untuk menggambarkan kondisi yang suram atau penuh ketidakpastian. Sedangkan  tagar #KaburAjaDulu terdiri dari tiga kata: "kabur" (melarikan diri atau pergi), "aja" (saja), dan "dulu" (terlebih dahulu). Secara keseluruhan, frasa ini dapat diartikan sebagai "pergi saja dulu."

Tagar #KaburAjaDulu dikenal juga sebagai "brain drain,": untuk menggambarkan fenomena manakala banyak anak muda berbakat memilih meninggalkan negara asalnya karena merasa kurangnya apresiasi atau kesempatan. Sedangkan kata "kabur" menunjukkan urgensi dan keinginan kuat untuk meninggalkan situasi yang dianggap tidak menguntungkan.

Kedua fenomena tersebut di Indonesia semakin diperkuat dengan adanya sejumlah kisah orang muda kita yang memilih meninggalkan Indonesia untuk bekerja atau menetap di negara lain dan data-data dari berbagai lembaga. Misalnya, kasus Dodi Romdani, mantan Kepala Desa Sukamulya di Ciamis, yang tanpa ragu mengundurkan diri dari jabatannya pada tahun 2024 dan kembali bekerja sebagai pekerja migran di Jepang.

Laporan JobStreet by SEEK yang berjudul "Decoding Global Talent 2024: Tren Mobilitas Pekerja." misalnya, mengungkapkan 67% tenaga kerja Indonesia memiliki keinginan untuk bekerja di luar negeri, dengan sepertiga di antaranya berencana untuk kembali ke Indonesia setelah lebih dari tiga tahun. Hal ini menunjukkan minat yang signifikan dari profesional muda Indonesia untuk mencari peluang di luar negeri. Alasanya antara lain gaji yang lebih tinggi, kesempatan pengembangan karier, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Para pengamat dan pakar memiliki berbagai pandangan ihwal viralnya kedua tagar ini di media sosial. Setyo Budiantoro, dosen dan fellow di Massachusetts Institute of Technology (MIT), berpendapat bahwa demonstrasi dengan tagar tersebut bukan sekadar peristiwa politik biasa. Menurutnya, terdapat kesenjangan yang signifikan antara kebijakan pemerintah dan realitas yang dirasakan oleh masyarakat.

Seorang pengamat politik dari Universitas Indonesia mengemukakan bahwa tagar ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. Ia menilai bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kebijakan yang merugikan masyarakat.

Dari sudut pandang ekonomi, sejumlah pengamat ekonomi menyoroti bahwa kemunculan tagar ini merupakan respons terhadap berbagai masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia, seperti kelangkaan lapangan kerja dan ketidakstabilan ekonomi. Mereka menekankan pentingnya pemerintah untuk lebih fokus pada kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Secara keseluruhan, pendapat-pendapat ini menunjukkan bahwa tagar #IndonesiaGelap dan  #KaburAjaDulu mencerminkan berbagai kekhawatiran dan ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi politik dan ekonomi saat ini.

Sayangnya dalam menanggapi tren kedua tagar ini para pejabat pemerintahan Prabowo-Gibran justru cenderung memberikan pandangan yang negative, kurang menyentuh inti permasalahan, bahkan terlihat naif. Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, misalnya, mengimbau masyarakat untuk tetap menikmati destinasi dalam negeri dengan pernyataannya, "Jalan-jalan di Indonesia saja, jangan kabur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun