Mohon tunggu...
Khoirunsk Khoirunsk
Khoirunsk Khoirunsk Mohon Tunggu... Lainnya - Khoirunnisak_200108110011

Tadris Matematika

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tantangan Guru dalam Digitalisasi Pembelajaran

16 Juni 2021   09:52 Diperbarui: 16 Juni 2021   10:05 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tantangan Guru Dalam Digitalisasi Pembelajaran
Tahun ajaran baru 2021/2022 akan segera di mulai. Persiapan dan strategi menyambut tahun ajaran baru pun seharusnya sudah mulai tersusun secara matang. Persiapan yang matang tentu akan berimbas pada sebuah kualitas pendidikan dalam menghadapi segala kemungkinan yang akan datang.

Proses pembelajaran saat ini mengalami paradigma perubahan, dua diantaranya menjadi perbincangan hangat dunia pendidikan. Perbincangan  tersebut adalah pelaksanaan pembelajaran dengan blended learning dan hybrid learning. Kedua metode ini, dianggap menjadi solusi ampuh dalam meningkatan kualitas pembelajaran, khususnya di era digitalisasai seperti sekarang ini. Namun, bagaimana kesiapan para guru dalam menghadapi digitalisasi pembelajaran? Sudah siapkah? Atau belum bergerak sedikitpun.

Proses pembelajaran yang akan dilaksanakan ke depan akan menjadi sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, terlebih efek pandemi yang belum kunjung berakhir. Hal ini menyebabkan keharusan perubahan paradigma sekaligus peningkatan kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik yang dilaksanakan dengan virtual, offline ataupun kedua-duanya perlu adanya kesiapan atau cara jitu untuk melangsungkan pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran blended learning dan hybrid learning yang diunggulkan dalam pelaksanaannya perlu kesiapan dari guru.

Kesiapan dari guru diantaranya, penguasan teknologi berupa aplikasi atau media pembelajaran, inovatif dalam mengelola dan medesain aplikasi atau media pembelajaran sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik, serta kesiapan interaktif, aktif, dan kolaboratif dalam pembelajaran. Selain kesiapan dari guru, kesiapan siswa dan orang tua juga penting agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Mereka juga harus menguasai dan mampu memanfaatkan aplikasi atau media pembelajaran. Jika hal ini mampu dilakukan,maka kualitas pendidik tahun ajaran baru ini akan meningkat.

Seperti yang kita tahu, metode blended learning dan hybrid learning adalah dua metode pembelajaran yang tidak terlepas dari penggunaan media digital dan membutuhkan kreativitas tinggi. Berdasarkan survei Kemendikbud akhir 2018, terkait kemampuan guru di Indonesia dalam memanfaatkan dan menggunakan teknologi menunjukan 60% guru di Indonesia masih belum melek teknologi. Dari temuan ini, maka penting sekali guru meningkatkan kemampuannya dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi, serta menguasai berbagai macam aplikasi pembelajaran. Sehingga penerapan pembelajaran dengan blended learning dan hybrid learning mampu terlaksana secara efektif dan mampu meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam penelitian yang dilakukan Unik Hanifah dkk dalam jurnalnya yang berjudul “Peran Teknologi Dalam Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19” menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran daring tidak hanya dipengaruhi oleh peran teknologi internet saja, tetapi kualitas Sumber Daya Manusia juga berpengaruh. Teknologi Internet tidak akan memberikan dampak yang signifikan jika
SDM sebagai pengguna tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan. Jadi penting, dalam melakukan pembelajaran semua SDM yang terlibat didalamnya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi, baik guru, siswa, dan orang tua sebagai pengguna dan pemanfaat dari teknologi.

Jurnal lain yang ditulis oleh Faulinda dan Aghni Rizqi yang berjudul “Kesiapan Pendidikan Indonesia Menghadapi era society 5.0” juga dijelaskan bahwa proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari peran guru, sehingga era revolusi industri 4.0 dibutuhkan pengajar yang memiliki core competence yang kuat. Yaitu kompetensi inti yang berkaitan dengan strategi pendidikan dan harus dimiliki oleh setiap guru.  kompetensi tersebut meliputi kompetensi pendidikan, kompetensi penelitian, kompetensi digital, kompetensi globalisasi, dan kompetensi strata masa depan. Diantara kompetensi inti, terdapat kompetensi digital yang berkaitan erat dengan digitalisasi pembelajaran yang beralangsung saat ini. Dengan demikian, guru memang harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi.

Beberapa bulan yang lalu, salah satu media kabar nasional memberitakan terkait kebijakan pemerintah terkait pembukaan sekolah tahun ajaran baru 2021/2022 dilakukan secara offline setelah hampir dua tahun melakukan pembelajaran daring karena kondisi pandemi yang tidak kunjung berakhir. Meskipun demikian, banyak lembaga-lembaga pendidikan masih mempertimbangkan kebijakan ini untuk tetap melakukan pembelajaran secara virtual dan sesekali offline. Keputusan untuk tetap melakukan pembelajaran virtual ataupun offline di tahun ajaran baru ini adalah sebuah hal yang masih menjadi misteri,  memerlukan banyak pertimbangan kondisi dan keadaan .

Namun tahun ajaran baru dengan virtual ataupun offline tetap memerlukan persiapan yang matang dari semua elemen, baik guru, siswa, dan orang tua untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak generasi unggul. Guru sebagai kunci keberhasilan suatu pendidikan tentu, harus mempersiapakan diri. Penguasan terhadap dua metode pembelajaran blended leraning dan hybrid learning tetap harus dipersiapkan dan dikuasai pada tahun ajaran baru ini. Ada beberapa alasan para guru harus menguasai metode pembelajaran blended learning dan hybrid learning.

Pertama, kita tahu kemajuan pendidikan tidak lepas dari perekembangan teknologi, apabila pendidikan mampu memanfaatkan teknologi maka kemungkinan akan semakin maju dan mampu mencetak generasi unggul. Dan ini bisa di mulai dari penguasaan guru terhadap metode blended learning dan hybrid leraning dengan kombinasi pembelajaran antara virtual, offline, dan mandiri dengan guru sebagai mentor dalam pelaksanaannya. Karena dilakukan dengan kombinasi, maka guru perlu memiliki kreativitas baik dari perencanaan hingga pelaksanaannya. Pemilihan media dan penyajiannya harus mampu menarik perhatian para siswa. Dan ini tidak terlepas dari pengusaan guru terhadap blended learning dan hybrid learning yang diterapkan.  

Kedua, kondisi pandemi yang tidak kunjung berakhir hingga tahun ajaran baru memicu segala kemungkinan terkait pelaksanaan pembelajaran, baik yang dilakukan secara virtual, offline, ataupun kedua-duanya. Karena hal tersebut, penguasaan terhadap metode blended learning dan hybrid learning harus tetap dipersiapkan. Karena ke dua metode ini fleksibilitas, artinya mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang ada tersebut. Dan andaikan tahun ajaran baru dilakukan secara daring, tatap muka, atau kedu-duanya, maka guru akan lebih siap karena telah menguasai metode blended learning dan hybrid learing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun