Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Harga Es Teh dan Gorengan Melambung Tinggi dalam Analisa Ekonomi Global

19 Juli 2022   21:53 Diperbarui: 19 Juli 2022   22:06 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sudahkah anda jalan-jalan di sekitar Solo Raya? bagaimana keadaan harga es teh melambung naik lima puluh persen? 

padahal sebelum lebaran kemarin harga es teh masih sekitar dua ribu rupiah, namun hanya dalam jangka sekitar satu bulan harga es teh sudah menjadi sekitar tiga ribu rupiah, lalu pertanyaannya bagaimana harga es teh bisa begitu tinggi di pasar pedagang kaki lima? 

Apakah ada permainan harga es teh yang menyentuh kenaikan lima puluh persen? Mari kita ulas dalam analisa ekonomi global.

Resesi ekonomi global telah menjadikan sektor ekonomi mikro semakin ambruk, begitu mahal harga di pasar, khususnya pedagang kaki lima menyebabkan kenaikan harga yang cukup tinggi, supaya kerugian besar tidak di alami para pedagang kaki lima. 

Maka dengan menaikkan harga es teh dengan kenaikan lima puluh persen salah satu jalan menutup kerugian atau mencari keuntungan dalam keadaan ekonomi dunia yang berimbas di sektor ekonomi mikro.

Fenomena harga es teh yang melambung tinggi terlihat sederhana dan kadang dihiraukan oleh para pengamat ekonomi. Karena mereka lebih condong bicara dalam analisa ekonomi makro, tetapi kurang memperhatikan pergerakan harga ekonomi mikro yang semakin bergerak luar biasa.

Keadaan kenaikan harga es teh merupakan sesuatu yang tidak bisa disepelekan. Karena dalam sejarah kenaikan harga es teh, sangat sulit dan bahkan tidak akan bisa turun, berbeda dengan kenaikan cabe, bawang merah, bawang putih masih bersifat fluktuatif harganya.

Kenaikan harga es teh, yaitu: minuman pokok bagi para pelancong atau warga sekitar. Maka sudah dipastikan dengan adanya kenaikan es teh yang melambung tinggi, berarti dipastikan akan di ikuti dengan kenaikan dalam sektor lain. 

Sehingga berimbas harga gorengan juga ikut naik yang luar biasa, sebelum Idul Fitri harga gorengan, seperti tempe goreng, tahu goreng, bakwan goreng, tempe gembos goreng dan gorengan lainnya. 

Masih di harga lima ratus rupiah di sekitar Solo Raya, tetapi setelah lebaran naik satu gorengan dengan harga sekitar seribu rupiah, kalau melihat keadaan harga gorengan dengan rasio naik seratus persen, berarti keadaan sekarang ada permasalahan yang serius di sektor ekonomi mikro. Lalu pertanyaannya siapa yang dirugikan dan siapa yang di untungkan atas kenaikan harga gorengan tersebut?

Para pedagang kaki lima yang di untungkan dengan kenaikan harga gorengan dan es teh, kalau jawababn seperti itu, tunggu dulu jangan terburu-buru mengambil kesimpulan, apalagi secara gegabah. Karena sikap gegabah dalam mengambil kesimpulan nanti malah sesat dalam menyimpulkan suatu keadaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun