Mohon tunggu...
Khoirudin Zain
Khoirudin Zain Mohon Tunggu... -

MAHASISWA UIN MAULANA MALIK IBRAHIM

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teori Perkembangan

7 April 2015   08:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:26 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ada anak bernama AHMAD MULTAZAM, lahir tanggal 10 januari 2007, sekarang berumur 8 tahun, jenis klamin laki-laki,mempunyai5 saudara, dia anak ke-4 dari 5 bersaudara, dia sedangduduk di bangku sekolah kelas 2 SD/MI , ibunya seorang pedagang dan ayahnya seorang guru dia hidup di dalam keluarga yang sederhana.

Kegiatan sehari harinya adalah belajar di sekolah ,ngaji, dan bermain dengan teman-temannya , ketika dia sudah pulang dari apa yang dia lakukan dia di rumah belajar tentang pelajaran sekolah dan saat itu dia sedang belajar menggambar, ketika dia menggambar dengan keterampilannya sendiri, di saat ada orang yang membantu pasti dia tolak kaena menuutnya keterampilan dialah yang benar. (teori sigmund freud, termasuk tahap laten dalam psikosesual).

Kemudian ketika anak tadi sebelum berangkat sekolah, dia sudah tahu baju apa yang akan di pakai pada hari itu dan sekiranya cocok dengan keinginannya meskipun bajunya kemaren sudah dipakai , dan dia juga menggunakan keterampilan menggambar dengan melihat adanya sebuah objek( atau contoh yang akan dia gambar). (teorierik eriksen, termasuk tahap kerajina-inverioritas psikososial).

Kemudian ketika anak ini saya ajak berhitung dengan menggunakan sebuah benda (botol), dengan sengaja saya acak sambil menghitung jumlah botol tadi kemudian dihitung lagi sama anaknya dengan cara mengurutkan benda(botol) yang terkecil hingga benda(botol) yang besar, kemudian saya tanya kenapa seperti itu? Jawab anak tadi : tidak apa-apa karena ini adalah yag benar. (teori kognitif piaget, termasuk tahapan operasional konkrit pada bagian pengurutan).

Kembali kecerita disaat anak tadi sedang belajar tentang pelajaran sekolah yaitu pelajaran matematika, disaat dia belajar nampaknya kelihatan biasa-biasa saja dan dianggap bisa karena ketika dia dibantu mengerjakan dia agak sedikit menolak, kemudian beberapa waktu kemudian dia mulai kesulitan belajar tentang matematika disitulah dia mulai minta bantuan kepada orang tuanya,guru (orang yang lebih mengerti) dan bisa mengajarinya belajar matematika.(teori kognitif vygotsky,termasuk ZPD(zon of proximal development) ).

Disaat dia belajar dengan gurunya (orang tuanya) dirumah dengan serius ehh tiba-tiba anak tadi meminta uangke gurunya untuk beli makanan bakso karena dia mendengar bunyi kentongannya si tukang bakso yang sedang lewat di depan rumah, kemudian di bilang sam gurunya : itu bukan tukang bakso nak... tapi itu tukang mie ayam..., si anak tadi menjawab : itu suara kentongannya tukang bakso bu, tidak mungkin sura kentongan mie ayam seprti itu, kalau suara mie ayam itu suara piring yang dipukul, kemudian dia tidak di beri oleh gurunya tadi sebelum menyelesaikan belajarnya dulu , si anak tadi menangis karena dia minta di beliin bakso,setelah dia nanngis akhirnya di belikanlah bakso oleh gurunya, anak yang bernama azam ini mungkin jarang di kalangan anak yang lain, karena ketika dia itu mendengarkan qori’(sebelum adzan) atau adzan dia pasti siap-siap menuju kemasjid untuk pujian dimasjid, tidak peduli dimanapun dia berada dan dalam kondisi apapun.contoh ketika dia sedang tidur siang sampai waktu sholat ashar, disaat keadaan dia tidur kemudian mendengar suara adzan dia itu langsung bangun tanpa ada yang bangunin dan bersiap-siap untuk pergi kemasjid, dan itu dilakukannya setiap hari begitu juga dengan waktu sholat yang lainnya. ( teori belajar ivan pavlov, termasuk pada ligkungan vs tingkah laku ).

Kemudian pada hari esoknya,setelah pulang dari sekolah dia mendapatkan (PR), ketika dia sudah masuk waktu belajar dia tidak mau belajar, pada saat itu orang tuanya ingin keluar rumah, begitu orang tuanya tahu anaknya tidak mau belajar/mengerjakan pekerjaan rumah (PR), maka gurunya bilang kepada orangtunya untuk membelikan makanan atau minuman yang disukainya terlebih dahulu agar anaknya mau belajar atau merjakan (PR), karena itu merupakan reward bagi anak yang ingin meningkatkan intelektualnya, ketika di sekolah dia mendapatkan aktif dan rajin maka gurunya memberi penghargaan sebagai siswa yang rajin, dia diberi sebuah buku tulis, bolpoin,dll, setelah dia mendapatkan penghargaan dari gurunya di sekolah, ketika di rumah sudah waktunya belajar, tanpa harus disuruh untuk belajar dia sudah langsung belajar. (teori B.F SKINNER, termasuk operant conditioning dengan jenis reinforcement positif).

Kemudian ketika dia bermain dengan kawan-kawan dan saudaranya yang ada di sekitarnya, ketika hari itu dia tidak sering bermain dengan kawan-kawannya dirumah sambil nonton tv dia meniru apa yang menurut dia itu baik,ketika dirumah dia nonton tv upin-ipin dengan saudaranya kemudaian dia meniru apa yang di lakukan upin ipin di televisi ,ketika upin ipin lagi berdo’a sebelum makan dia ikut berdo’a seperti halnya yang dia lihat begitu juga dengan tingkah lakunya yang negatif maupun positif, dan ketika dia bersama orang tuanya dirumah, dia selalu ajarin untuk bersholawat jadi saat dia berada di manapun pasti tidak lupa untuk membaca sholawat yang sudah di ajarkan oleh orang tuanya . Contoh: ketika dirumah ada tamu, azam berlari-lari didepan kemudian manjat-manjat kursitetapi dia dengan tingkah lakunya yang seperti itu dia bermain-main di depan si tamu itu dengan membaca sholawat nabi, jadi tamu memandang azam itu anak nakal tapi pinter dalam bersholawat. (Albert Bandura , termasuk teori social learning dengan prilaku live model dan simbolis model).

Selain azam (anak yang di amati ) suka bermain sholawat dll. Itu dikarenakan kedekatannya kepada orang tuanya dia dekat sekali dengan orang tuanya maka dari itu dia bisa mengikuti dengan cepat apa yang di ajarkan oleh orang tuanya, dia lebih dekat dengan ibunya, ketika ayahnya ngajarin bacaan-bacaan sholat dia agak sedikit tidak mau tetapi ketika ada ibunya bilang : itu lo... tirukan ayahmu, dia langsung menirukannya, dan saat dia diajarin oleh ibunya dia langsung mengikuti apa yang di katakan ibunya, begitu juga ketika ibunya pergi sama ayahnya dia ada keinginanyang besar untuk ikut ibunya, meskipun ibunya bilang : kamu itu sudah besar dan kakakmu juga ada dirumah gituo... , terus anaknya menangis ingin ikut kalau dalam bahasa jawa itu (klayu), dia seperti itu karena ketika dia lahir itu yang dia tangkap dengan indranya adalah ibunya. (Konrad Z. Lorenz,teori etologi).

Selanjutnya azam ini sering sekali cerita apa yang telah dia pelajari di sekolah diceritakan kepada anggota keluarganya, contoh saya tadi habis di ajarkan gerakan senam baru disekolahan yang gerakannya seperti ini ( dia mempraktekkan gerakannya ). (Urie Bronfebenner, teori ekologi pada bagian mesosistem).

Azam (anak yang diamati) ini sangat dekat dengan orang tuanya terutama dia lebih dekat dengan ibunya, karena dia dengan ibunya merasa sudah nyaman, suatu ketika dia ditinggal di rumah bersama kakaknya, ibunya pergi berjualan di pasar, dia merasa tidak enak ketika tidak bersama ibunya jadi azam ini sangat dekat dan nyaman dengan ibunya ketimbang dengan ayahnya. (Jhon Bowbly, teori attachement ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun