Mohon tunggu...
KhoiriAlfat
KhoiriAlfat Mohon Tunggu... Mahasiswa/jurnalis

Jurnalis lepas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semangat Dari Tenggara Yogyakarta: Belajar,Berbudaya,Merdeka!

8 Agustus 2025   09:51 Diperbarui: 8 Agustus 2025   13:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 pendidikan dengan budaya (Sumber :Pinterest) 

Belajar dari Ladang dan Bukit: Budaya sebagai Ruang Didik

Bapak Suranto, tokoh masyarakat sekaligus pensiunan guru asal Desa Nglindur, Sumur, mengingatkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah dalam pendidikan. Sejak dulu, anak-anak Girisubo belajar dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana utama pembelajaran.

" Sejak dulu, sebelum adanya HP, belum adanya internet, anak-anak itu sudah memanfaatkan alat yang ada untuk membantu kegiatan belajar. Seperti kalau matematika menggunakan jagung untuk berhitung, kalau IPA langsung ke alam sebab sekolah rata-rata di Girisubo dekat dengan gunung dan ladang. Kalau ada pelajaran bahasa jawa langsung dengan mempraktekan macapat  dan gending jawa. Ya seadanya, dengan keterbatasan, siswa tetap semangat untuk belajar," kenangnya.

Dalam keterbatasan infrastruktur dan akses teknologi, para guru tak kehilangan akal. Mereka memproyeksikan pembelajaran sebagai bagian dari interaksi langsung dengan alam sekitar. Alih-alih mengandalkan alat bantu modern yang belum tentu tersedia di daerah perbukitan dan pesisir ini, alam menjadi ruang kelas terbuka. Pohon jati, ladang jagung, bebatuan kars, dan semilir angin pantai selatan bukan hanya latar belakang semata, tetapi menjadi bagian dari metode belajar yang hidup.

Namun semangat ini tidak hanya datang dari para murid. Bapak Suranto menegaskan, para guru pun menunjukkan dedikasi luar biasa demi mencerdaskan anak-anak Girisubo dan sekitarnya.

"Bukan hanya siswanya saja yang semangat, tetapi gurunya juga lebih semangat. Selalu ingat kata Raden Mas Soewardi Soerjaningrat kalau jadi guru itu Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Guru itu selalu ngajeni guru itu di gugu lan ditiru. Saya dulu mengajar dengan berjalan kaki. Sekolah cukup jauh dan saya benar-benar mempersiapkan segala keperluan mengajar lebih awal. Teman-teman guru yang lain juga sama. Dulu saja pendidikan itu masih tabu. Belum pada ngerti. Ada orang tua yang kurang berminat menyekolahkan anak-anaknya. Tetapi semenjak ada yang lulus dan mulai sukses bahkan ada yang bisa menjadi sarjana dan akhirnya semangat masyarakat menempuh pendidikan mulai terbudidaya," ujarnya.

Semangat belajar berbasis budaya lokal ini tak hanya menyentuh aspek akademik, tetapi juga memperkuat identitas dan jati diri lokal anak-anak Girisubo dan sekitarnya. Di banyak sekolah, pelajaran bahasa Jawa dan praktik budaya seperti mocopat, karawitan, bermain dolanan tradisional, hingga bercerita menggunakan cerita rakyat lokal menjadi bagian penting dari aktivitas belajar.

Kini, menjelang peringatan HUT RI ke-80 tahun 2025, semangat belajar dan mengajar di Kecamatan Girisubo semakin membara. Bukan hanya sebagai bentuk kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai wujud perjuangan dalam membangun Indonesia dari pelosok-pelosok desa yang masih memegang teguh nilai-nilai budaya dan gotong royong. Selain itu, semangat belajar di Girisubo menjadi simbol nyata bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika pendidikan mampu mengangkat harkat hidup masyarakat dari akar rumput.

Penutup: Pendidikan Girisubo, Pendidikan yang Membumi

Pendidikan di Girisubo bukanlah kisah tentang kecanggihan teknologi atau gedung bertingkat. Tapi tentang ketekunan, warisan nilai lokal, dan semangat belajar yang tak pernah pudar. Dari sini kita belajar bahwa pendidikan sosial berbasis budaya bukan hanya mungkin, tapi juga mengakar kuat dan tumbuh subur.

Dari perbukitan Girisubo, Indonesia belajar bahwa kemerdekaan sejati dimulai dari kemauan untuk terus belajar dengan apa pun, di mana pun, dan dengan siapa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun