Mohon tunggu...
Khofifah Dwi Khasanah
Khofifah Dwi Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Khofifah Dwi Khasanah Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta Semester 7 hoby saya menyanyi dan mendengarkan musik tinggal diKaranganyar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Bab Tiga tentang Tantangan dan Peluang dalam Buku Ekonomi dalam Dinamika Hukum Teori dan Praktik

2 November 2023   21:34 Diperbarui: 2 November 2023   21:40 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perilaku merupakan cerminan etika (akhlak) bagi seseorang. Apabila seseorang memperhatikan etika, maka akan menghasilkan perilaku yang baik dalam segala aktivitasnya, termasuk dalam berbisnis. Jika pelaku bisnis peduli terhadap etika, maka aktivitas bisnisnya akan menjaga sikap jujur, amanah, dan sebagainya. Sebaliknya, apabila pelaku bisnis tidak memiliki kesadaran tentang etika, maka cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan bisnisnya. Atas dasar tersebut, aktivitas bisnis dengan etika saling terkait. Etika dibutuhkan karena bisnis yang semula merupakan kegiatan ekonomi dengan tujuan utama untuk memperoleh keuntungan materi, namun dalam realitasnya cenderung menempuh berbagai macam cara untuk mencapai tujuannya dengan mengabaikan etika. Persaingan dunia bisnis adalah persaingan kekuatan modal. Pelaku bisnis dengan modal besar akan selalu berusaha memperluas jaringan bisnisnya, sementara pemodal kecil semakin tersingkir. Praktik monopoli, kolusi, nepotisme turut memperparah kondisi tersebut. Sementara dalam pandangan Islam, etika merupakan dasar bagi semua tindakan manusia dalam semua aspeknya, termasuk aktivitas bisnis. Etika merupakan nilai kehidupan yang mengantarkan manusia untuk hidup dengan baik dan benar yang secara wajar sesuai dengan fitrahnya untuk meraih kebaikan hidup, baik di dunia maupun akhirat. Dengan pandangan demikian, etika sebenarnya menyatu dengan seluruh aktifitas kehidupan, termasuk bisnis. Untuk meraih tujuan bisnis dapat dilakukan dengan tetap memperhatikan etika. Secara etika, pelaku bisnis syariah seharusnya menerapkan prinsip-prinsip syariah secara konsisten dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Pelaku bisnis syariah dalam menjalankan bisnis tidak berdasarkan pertimbangan momentum bisnis syariah dewasa ini yang semakin naik daun dan sekadar memanfaatkan peluang pengembangan bisnis berdasarkan keinginan umat Islam yang menaruh harapan tinggi bisa bermuamalah secara islami. Dengan berpijak pada nilai-nilai etika, pelaku bisnis harus menyadari bahwa etika memiliki keterkaitan dengan bisnis. Sebagai wujud realisasi etika dalam bisnis, pelaku bisnis memiliki komitnen menerapkan prinsip syariah dalam aktivitas bisnisnya. Apalagi bisnis syariah dijalankan tidak hanya berorientasi memperoleh keuntungan materi saja, tapi ada target lain yaitu manfaat non-materi berupa manfaat kebaikan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam aktivitas bisnis. Di samping itu, bisnis syariah dijalankan untuk memperoleh keberkahan, sehingga aktivitasnya dicapai untuk meraih ridha Ilahi. Tujuan ini dapat tercapai apabila bisnis yang dijalankan dengan tetap memperhatikan etika. Aspek etika menjadi pertimbangan utama bagi pelaku bisnis supaya konsisten dalam menerapkan prinsip-prinsip syariah. 

pada Sub Bab keempat membahas Etika dalam Kewirausahaan Perspektif Syariah, Menurut Rusli etika dalam perspektif syariah mengikuti etika ketika nabi berwirausaha. Wirausaha yang diterapkan oleh Nabi Muhammad saat usia delapan tahun dengan ikut menggembala kambing di elit Quraisy untuk mendapatkan upah dan dilakukan selama empat tahun. Selanjutnya nabi kembali berwirausaha bersama pamannya, Abu Thalib, selama lima tahun berupa ikut berdagang dan bekerja di bidang ekspor impor. Langkah dan strategi yang diterapkan Rasulullah dalam dunia kewirausahaannya adalah beliau yang pandai melakukan segmentasi dan menetapkan target pasar. Rasulullah memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kebiasaan, cara hidup, cara makan minum serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat setempat. Selain itu Rasulullah juga menjunjung tinggi adanya hubungan baik dengan pelanggannya sehingga memudahkan beliau untuk bisa ekspansi dan melebarkan sayap usahanya hingga mencapai lebih dari 17 negara. Trik lain yang dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan adanya branding. Beliau adalah seseorang yang memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik, salah satu yang mencirikan akhlak beliau adalah gelar al-amin dari kaum Quraisy yang didapatkan beliau saat beliau masih belia. Gelar al amin ini muncul saat beliau menjadi orang yang jujur dengan pelanggan dan dipercaya oleh majikannya dalam menjalankan tugas berdagang di negeri syam (Suriah) waktu itu. Dalam shirah nabawiyah, Muhammad yang berusia 12 tahun kala itu terkenal jujur dan tidak pernah menipu, tidak mengurangi timbangan, tidak memberikan janji berlebih atau sumpah palsu. Kegiatan wirausaha yang dilakukan Nabi Kegiatan wirausaha yang dilakukan Nabi.

Pada kesimpulannya adalah dalam sudut pandang Syariah Tantangan akan selalu ada dan disela sela tantangan tersebut pasti ada peluang dan juga dalam berbisnis kita harus memiliki etika etika dalam berbisnis. dalam pandangan Islam etika dalam berbisnis selalu mengikuti etika nabi dalam berdagang. Nabi sendiri menerapkan sikap jujur,Amanah,dan dapat dipercaya dalam berdagang/ berwirausaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun