Tahun lalu, bagiku catatan penting di Hari Raya Idul Fitri. Ketika seluruh umat muslim merayakan kemenangan. Justru aku, tidak hanya merayakannya dengan penuh kebahagiaan. Tetapi, bercampur dengan sebuah kesedihan.
Mudik terpaksa di hari Idul Fitri membuat adanya goresan luka. Saat itu, aku bersama dengan rombongan pesantren sedang bersilaturahmi ke rumah Bupati Kampar Riau. Ketika berada di bus, aku ditelfon oleh kakak mengabarkan bahwa ibu drop.
Semenjak kepergian almarhum ayah, ibu selalu overthingking sehingga puncaknya di Hari Raya. Ibu sangat mengingat momentum bersama almarhum dan anak-anaknya di hari lebaran. Namun, tahun lalu tidak disertai almarhum ayah, dan juga aku.
#JanganMudikDulu, kata-kata ini mengingatkanku pada sebuah kisah mudik dengan sangat terpaksa. Karena tidak ada satu orang pun yang berkehendak dirinya untuk mudik lantaran sebuah kesedihan. Aku pernah merasakan.
Kali ini, banyaknya berita dan kebijakan baru. Mudik tetap menjadi pertimbangan sangat berat. Bagi anak rantau, mempertimbangkan ongkos pulang-kembali dengan estimasi harga tiket pesawat berkisar 744 rb, dikalikan dua, dan membutuhkan kisaran 1.5 Juta hanya untuk pesawat. Belum kendaraan darat.
Namun, di sisi lain. Menggapai ridho ibu sebenarnya lebih sangat diutamakan. Ingin sekali, bersipu dan memeluk raganya dikala umurnya sudah senja. Apa daya, hati tak sampai.
#JanganMudikDulu. Hastag jitu ini mengingatkan diri untuk sabar menahan sampai kondisi benar-benar sudah stabil. Jangan sampai, banyak pihak yang sedang berjuang untuk memutus rantai covid-19, kita malah membuat kerumunan di Bandara.
Ketika ego berbicara, "Pulanglah." Tetapi, hati nurani dan akal sehat menolaknya. Tunggu, #JanganMudikDulu, kondisi belum sangat aman di masa sekarang. Bisa dibayangkan ketika masyarakat sudah berfikir, #TerserahIndonesia. Akan berapa banyak orang yang masuk rumah sakit terjangkit positif Covid-19. Â Sudah cukup, jangan ditambah.
Adik Bertanya
Sore tadi adik bertanya, "Aa, kapan pulang?" Tersentak hati seketika. Kemudian si adik kembali bertanya, "Pulang tidak?" Aku katakan dalam hati #JanganMudikDulu. Si adik penuh harap untuk kakaknya bisa mudik ke kampung.