Mohon tunggu...
Khalisha Athaya
Khalisha Athaya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswi

travelling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memeriahkan Perlombaan 17 Agustusan di Lingkungan Masyarakat

10 Agustus 2022   13:52 Diperbarui: 10 Agustus 2022   14:20 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, 17 Agustus 1945 adalah momen paling bersejarah dalam proses untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Penegasan bahwa kemerdekaan Indonesia bukanlah sebatas pemberian belaka, melainkan pencapaian atas proses perjuangan dan pengorbanan yang panjang serta penuh duka dan lara di Tanah Air beta Seluruh warga di berbagai penjuru Indonesia sangat antusias untuk menyambut hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Bukan hanya menghias dan mendekorasi kampung dan tempat tinggal dengan berbagai pernak-pernik dan atribut khas 17-an, di beberapa daerah juga biasanya sering diselenggarakan tradisi lainnya yang membuat perayaan semakin meriah.

Biasanya di setiap daerah juga mengadakan lomba-lomba. Lomba yang diadakan biasanya perlombaan-perlombaan ini punya makna sejarah. Lomba makan kerupuk sejatinya menyiratkan keprihatinan akan kondisi bangsa Indonesia di masa penjajahan, di mana kala itu banyak penduduk pribumi yang kelaparan. Lomba balap karung dilakukan untuk mengingat kembali betapa sulitnya rakyat Indonesia ketika dijajah Jepang dulu, rakyat Indonesia menggunakan pakaian dari karung goni karena tidak mampu membeli kain untuk dijadikan pakaian.

Faktanya, lomba panjat pinang sudah umum dilakukan pada masa kolonial. Tidak banyak perubahan dengan masa itu. Pinang yang begitu lurus dan tinggi ditancapkan ke tanah, di atasnya digantungkan berbagai hadiah bagi siapapun yang berhasil sampai ke puncak. Pada masa kolonial panjat pinang diadakan oleh orang Belanda yang melakukan hajatan. Mereka menjadikan pribumi sebagai peserta dan objek tawa karena melihat rakyat Indonesia bersusah payah memperebutkan barang mewah seperti beras, gula, dan bahan pokok lainnya. Kini, panjat pinang dilakukan untuk mengingat sulitnya kondisi rakyat Indonesia pada saat itu. Maka dari itu, banyak kaitannya perlombaan 17 Agustusan yang diadakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dengan pancasila dan UUD 1945.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun