Kadar untuk sebuah perngorbanan, kadar untuk sebuah tindakan dan kadar untuk sebuah keinginan rasa, semuanya kelam menjadi satu alasan yang dianggap tersembunyi dan seakan tak pasti.Â
Yang dulu berlari-lari, tertawa tanpa paksa dan tersenyum dengan seribu ketulusan, berubah menjadi makian dan rong-rongan tak berdasar.Â
Sebab akan akibat yang tak pernah masuk kedalam sebuah fikir yang tak merdeka, menjadi tuan yang tak bertuhan.Â
Semua kiblat kebaikan berubah menjadi pecahan-pecahan kepercayaan yang berkiblat dan bertuhan terhadap asumsi pikir yang makin liar.Â
Walaupun tuhan terkesan tak marah, tapi tuhan sangat benci pada dzikir dan doanya sang penyombong yang selalu berkiblat pada pikiran liar asumsi tak berdasar.Â
Semuanya kini terpagar, terpapar dan makin liar bagaikan doa-doa tak bertujuan untuk sebuah kenistaan.Â
Tuhan, alam mu masih sangat luas untuk samudera kedamaian, pinjamkan aku setetes kedamaian itu sebagai refleksi tak terpagar.Â
KBC-24 | Kompasianer Brebes