Gagahnya sang surya perlahan mulai terbenam di ufuk barat. Lalu-lalang aktivitas jalanan telah sepi dan tidak lagi sesemangat pagi. Tak lagi seramai pagi.
Langit cerah sekejap berubah menjadi gelap. Lilitan awan hitam yang menebal dan bermenggantikan teriknya sang surya memancarkan panasanya. Kini sang surya telah redup berlapis awan hitam sang khalik.
Tuhan, di jalanan ini ku bersaksi dan bersyukur atas nikmat waktu dalam berproses yang telah engkau berikan di hari ini.
Sesekali lalu-lalang burung-burung penikmat senja beterbangan, sebagai saksi kepulangan para pencari nafkah sebagai proses yang hakiki.
Proses yang penuh kenikmatan untuk bertemu dengan orang-orang yang juga nikmat dalam berfikir, berlogika dan berprinsip. Berprinsip tanpa pasif, berlogika tanpa palasi dan berfikir tanpa basa basi.
Terimakasih tuhan, atas nikmat sebesar-besarnya nikmat. Hanya ada sebuah proses kebaikan untuk menuju kebaikan yang hak. Gariskanlah takdir baik kami untuk sekedar tertulis dicatatan akbar mu Tuhan. Sebuah catatan yang akan dipampangkan pada hari pembalasan.
Brebes, 18 Februari 2020