Mohon tunggu...
Khairunnisa Musari
Khairunnisa Musari Mohon Tunggu... lainnya -

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" - Sayyid Quthb. Untuk artikel 'serius', sila mampir ke khairunnisamusari.blogspot.com dan/atau http://www.scribd.com/Khairunnisa%20Musari...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Dia: Maaf Sayang, Cintaku Ternyata Pamrih (4)

13 Oktober 2010   14:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="attachment_288679" align="alignleft" width="282" caption="Gambar diambil dari mystylemylive.blogspot.com"][/caption]

Tentang Dia lagi...

Lama saya tidak bercerita tentang Dia.

Kemarin, Dia terpekur nanar. Di depannya terdapat secarik kertas dan pena.

Ahhh, Dia baru saja menulis sesuatu. Pasti sebuah puisi. Saya sangat tahu sekali, curahan hatinya yang tak mampu tersampaikan lisan, sering diutarakan lewat puisi.

Disodorkannya kertas itu pada saya. Sembari tersenyum, dengan anggukan kepalanya Dia meminta saya membaca isi kertas itu.

---------------------------------------------------------------------------------

MAAF SAYANG, CINTAKU TERNYATA PAMRIH

Sepekan lalu

Aku sudah bertekad

Untuk tidak bertemu kamu lagi

Bukan karena aku tak cinta

Bukan karena aku tak rindu

Tapi karena aku tak mau

Masih kurasa

Betapa sakitnya hati ini

Ketika engkau tak bisa menemaniku

Mengantarkanku

Menyusuri pekatnya malam

Dulu

Rasanya kamu selalu ada untukku

Dulu

Rasanya kamu selalu mau menemaniku

Dulu

Dulu sekali

Maaf Sayang, cintaku ternyata pamrih

Aku tak pernah begini

Ini bukan lakuku

Tapi sejak aku mencintaimu

Aku menjadi penuntut

Aku menjadi egois

Aku menjadi pencemburu

Aku menjadi bukan diriku

Bukan mauku aku begini

Aku tak ingin menyusahkanmu

Tapi aku tak kuasa

Menahan rasa ini

Betapa aku ingin kamu selalu ada untukku

Betapa aku ingin kamu selalu menemaniku

Maaf Sayang, cintaku ternyata pamrih

Aku ingin kamu mencintaiku seperti yang aku mau

Aku ingin kamu melakukan apa yang aku mau

Aku tahu, kamu tidak bisa begitu

Aku tahu, aku tidak boleh begitu

Maaf Sayang, cintaku ternyata pamrih

Aku marah ketika kamu tak ada untukku

Aku menangis ketika kamu tak bisa menemaniku

Aku benci diriku

Aku ingin membencimu

Karena hanya itu yang bisa membuatku jauh darimu

Tapi aku tak bisa

Aku... belum bisa

Aku selalu merindukanmu

Aku selalu mengingatmu

Aku masih mencintaimu

Maaf Sayang, cintaku ternyata pamrih

Aku tak bisa berdamai dengan hatiku

Malam ini

Aku mencoba menguatkan lagi tekadku

Untuk tidak kembali bertemu kamu

Entahlah

Aku tidak tahu

Apa aku mampu melakukan ini

Begitu mudah rindu ini memporak-porandakan hatiku

Begitu mudah cinta ini membuatku selalu menemuimu

Tapi Sayang

Aku tak mau menangis

Aku tak mau meratap

Aku tak mau sakit

Sayang

Jangan marah padaku

Jika suatu hari nanti

Aku tak menjumpaimu

Bukan aku tak rindu

Bukan aku tak cinta

Tapi aku berjuang untuk menghadapi realita

Kamu bukan milikku

Meski kamu bilang, hatimu untukku dan cintamu hanya aku

Itu tak meredakan sakit ini

Sayang

Aku tak ingin menyakitimu

Tapi aku juga tak mampu menahan sakit ini

Cintaku ternyata tak tulus padamu

Maaf Sayang, cintaku ternyata pamrih

......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun