Mohon tunggu...
Khairil Razali
Khairil Razali Mohon Tunggu... Dosen - Explorer

Ngampus di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, suka travelling.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Garuda, Hanya untuk yang Berdasi

25 Juli 2019   04:31 Diperbarui: 25 Juli 2019   04:38 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Photo: http://www.indonesia-tourism.com/aceh/monument_ri_seulawah.html

Bila kita melangkah ke Lapangan Blang Padang di Banda Aceh, pusat aktifitas masyarakat terutama di akhir pekan, maka kita tidak akan melewatkan seonggok monumen pesawat Seulawah RI1 yang merupakan cikal bakal pesawat pertama Republik Indonesia tercinta. 

Monumen bersejarah dan bernilai terpancang di sudut lapangan luas yang sebenarnya tidaklah terlalu berkesan di bandingkan dengan kiprahnya saat ini. Monumen yang hanya "alakadarnya" menurut saya, tidaklah seperti sebuah bukti yang penting dengan perlindungan yang baik dan standard. 

Bagi masyarakat Aceh, Seulawah RI1 merupakan sebuah kebanggaan dan dedikasi lur biasa kepada negeri ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada masa sulit-sulit dulu. 

Entah berapa banyak uang atau emas atau harta benda lainnya yang terkumpul untuk mendapatkan pesawat tersebut hingga dia bisa menjadi awal berdirinya armada penerbangan Pemerintah Indonesia. Sumbangsih cikal bakal ini sering sekali kemudian menjadi "alat" untuk tawar menawar Aceh dengan Pemerintah Pusat (Jakarta) hingga saat ini. Di banyak momen dan peristiwa, peristiwa sejarah ini mampu menggoyahkan pemerintah pusat untuk peduli terhadap Aceh.

Sumber Photo: https://www.airpaz.com/en/airlines/GA-Garuda-Indonesia
Sumber Photo: https://www.airpaz.com/en/airlines/GA-Garuda-Indonesia
Garuda kini telah terbang tinggi dan melewati khatulistiwa dan belahan angkasa dari satu tempat ke tempat yang lain. Garuda yang melayani negeri tercinta telah mampu menjadi "raja" angkasa di Indonesia. Berlabel penerbangan "plat merah" atau milik pemerintah, Garuda Indonesia menguasai jalur tranportasi udara Indonesia. 

Namun, seolah saat ini garuda telah menjelma menjadi pesawat bagi hanya orang-orang berdasi (punya duit). Dengan harga tiket yang fantastik untuk sebuah jalur, Garuda terasa akan menjadi sulit bagi moda transportasi orang-orang kelas bawah. Memilih terbang dengan garuda terasa akan sangat berat dan harus merogoh kocek yang sangat dalam. Hanya mereka-mereka yang dibayari atau berkantong tebal, yang akan bisa merasakan kenyamanan terbang dengan garuda. 

Sumber Photo: https://en.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia_Flight_035
Sumber Photo: https://en.wikipedia.org/wiki/Garuda_Indonesia_Flight_035
Dengan kesannya sebagai armada kelas atas, garuda memberi pelayanan yang lebih di bandingkan dengan penerbangan murah lainnya. Tapi, dengan tarif yang tinggi (saat ini) rasanya menjadi impossible untuk bisa menikmati terbang kembali bersama garuda. Entah apa yang membuat harga tiket garuda menjadi sesuatu yang sulit di capai atau di cita-citakan. 

Apakah karena memang bahan bakar yang mahal? Apakah karena pelayanan yang lebih baik? Apakah karena harga avtur yang meroket? Atau hal-hal lain? Entahlah, rasanya bagi masyarakat bawah, terbang dengan garuda menjadi sebuah mimpi. 

Akankah garuda kembali "merakyat"? Garuda milik semua? Melayani semua kelas ekonomi? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Saya pribadi sangat bercita-cita kembali bisa terbang dengan Garuda Indonesia dengan pelayan yang lumayan wahid untuk sebuah negeri di khatulistiwa, Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun