4. Hindari Anak Bersikap Kasar dan Mengejek
Jika si kecil terlihat menertawakan atau mengejek, hentikan perilakunya dan beritahukan dengan tegas bahwa sikapnya salah.
5. Hindari Penggunaan Istilah yang Salah
Hindarilah penggunaan istilah yang merujuk pada kecacatannya. Misalnya, si bisu, si buta, si tuli atau penyandang cacat. Apabila istilah tersebut digunakan kepada anak, akan memberikan paradigma yang salah karena dianggap memiliki konotasi yang negatif.Â
Seperti yang kita tahu kata 'penyandang cacat' sudah berubah menjadi 'penyandang disabilitas', setelah Indonesia meratifikasi Konfensi PBB.Â
Dikarenakan kata 'cacat' dapat menggiring opini publik yang kurang baik, bahwa orang-orang dengan kecacatan ini dianggap lemah, patut dikasihani ataupun tidak terhormat. Sehingga sebaiknya menggunakan istilah yang baik, seperti penyandang ketunaan.
6. Mengajari Etika Pertolongan yang Baik
Hindari mengatakan kepada anak, "Orang itu sakit karena memiliki kekurangan di tubuhnya, sehingga kita harus selalu membantunya." Perkataan yang seperti itu bukanlah hal yang tepat. Karena dapat menimbulkan kesalahpahaman bahwa penyandang disabilitas adalah orang yang sakit dan harus selalu dibantu.Â
Nyatanya, disabilitas juga sama seperti yang lain, ada yang dengan percaya diri untuk meminta pertolongan dan ada juga yang tidak. Salah satu cara yang bijak untuk bertenggang rasa adalah langsung bertanya dengan orang tersebut, "apakah Anda perlu bantuan?"
Mengajari anak untuk menghargai disabilitas, mungkin bukanlah hal yang mudah. Namun, sebagai orang tua yang bijak sudah seharusnya menjadi hal yang wajib untuk mengajari anak dalam mengenalkan disabilitas.Â
Dengan begitu, anak akan memahami kekurangan, kelebihan dan perbedaan sehingga dapat menghargai orang lain. Supaya hal ini dapat menjadi salah satu upaya pencegahan kasus bullying terhadap penyandang disabilitas, dimanapun mereka berada.