Mohon tunggu...
Khadeeja08
Khadeeja08 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Dunia ini dipenuhi orang-orang baik. Jika kamu tidak menemukannya jadilah salah satunya

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Stop Paksa Anak! Biarkan Mereka Hidup di Zamannya

18 Maret 2023   10:49 Diperbarui: 18 Maret 2023   10:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun Sa’ad bin Abi Waqqash langsung datang kepada nabi, lalu nabi menjawab ketaatan kita hanya kepada allah dan para rasulnya kita taat pada orang tua jika ia menyuruh atau melarang kita untuk sesuatu yang ditetapkan oleh allah dan RasulNya. Jika bertentangan kita gak boleh taat. Tugas kita hanya berbuat baik kepada orang tua, sejahat apapun mereka, seburuk apapun mereka.

Maka orang tua juga harus waspada bahwa mereka juga bisa durhaka kepada anaknya dan masuk neraka kalau mereka durhaka. Begitu pula saat orang tua membesarkan anaknya bukan sesuai pada zamannya orang tuanya tapi zamannya si anaknya, karena anaknya itu akan tumbuh dan hidup pada zamannya dia sendiri bukan zaman orangtuanya.

Maka jangan kedepankan ego yang tidak kesampaian pada zamannya kemudian dipaksakan pada anak yang hidup diluar zamannya.

Bahkan ada anak yang dipaksa menjadi penghafal alquran untuk mewujudkan cita cita orang tua mereka. Awalnya si anak menerima namun seiring berjalannya waktu ia mengeluh, ia tidak sanggup, ia ingin menjadi apa yang dulu pernah ia harapkan sebelum terjun ke dunia pesantren untuk mewujudkan cita-cita orang tua mereka yaitu menjadi dokter.

Ia ingin kembali bersekolah dengan rajin dan mewujudkan cita-cita nya sendiri, namun si orang tua ini menolak dengan keras, ia hanya ingin anak yang ia lahirkan menjadi apa yang ia harapkan walaupun fashion dia bukan pada bidangnya. Akhirnya si anak tetap melanjutkan hafalannya dengan berat hati, menjalankan kewajibannya sebagai seorang anak yang mana harus menjadi anak yang berbakti kepada orang yang telah berjasa melahirkannya.

Namun pada saat proses ia menghafal pun orang tua tak pernah menghargai usahanya sedikitpun. Yang ia terapkan hanya bagaimana anaknya bisa secepat mungkin menyelesaikan hafalannya tanpa menanyakan prosesnya. Setiap kali menjenguk anaknya yang ia tanyakan hanya perihal perolehan tambahan hafalannya, meskipun ia tau daya ingat anaknya sangat sulit, yang ia lontarkan hanya umpatan, rasa kecewa, dan rasa marah. Ia selalu membentak anaknya yang tidak kunjung usai hafalannya, bahkan tak sesekali ia melontarkan kata kata yang tak seharusnya ia ucapkan sehingga membuat hatinya sakit.


Tanpa orang tua itu sadari si anak lambat laun yang di pikir hanya umpatan umpatan dari orangtuanya saat membesuknya. Dan akhirnya si anak tak kuat, ia sudah berusaha menjalankan kehidupan yang orang tua mereka inginkan, namun tak sedikitpun usaha ia mereka hargai.

Alhasil si anak lepas kendali, ia keluar paksa dari pesantren, ia pergi dari rumah, bahkan ia tak ingin lagi bertemu dengan orang tua mereka.karena ia sudah cukup tersiksa dengannya selama ini, bahkan usaha-usaha yang ia jalankan selalu mereka patahkan dengan kata-katanya.

Maka biarkanlah anak menemukan apa yang menjadi potensi dalam dirinya yang dianugerahkan oleh tuhan kepada dia agar saat ia menjalankan kehidupannya itu dengan enjoy dan rasa syukur. Selama si anak ini tidak mencita-citakan hal yang bertentangan dengan agama maka biarkanlah ia tumbuh dengan potensi yang ada pada dirinya dan zamannya, sehingga ia akan tumbuh dengan maksimal dan bangga. Karena yang benar belum tentu yang tua. Bisa juga orang tua itu salah.

Dan perlu di ingat bahwa tugas orang tua itu mendidik bukan memaksa agar anak tumbuh dengan penuh kesadaran bukan ketertekanan, agar ia melakukan sesuatu karena ia sadar bahwa itu yang baik untuk dirinya bukan karena ia takut pada orangtuanya.

Seperti halnya zaman dahulu jika maghrib orang tua selalu menasihatkan anaknya untuk tidak menonton tv agar fokus dengan ibadahnya agar fokus dengan ngajinya, sekarang ga bisa...sekarang ada gadget yang di manapun bisa ia buka seketika, bahkan saat dikamar bisa saja anak itu mengakses konten pornografi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun