Mohon tunggu...
Ferry Abu Qaswa
Ferry Abu Qaswa Mohon Tunggu... wiraswasta -

hanya ingin hidup berakhir dalam keadaan yang baik dan suci

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel “Three Sahabat” (4c)

27 September 2014   16:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:17 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Suatu bukti kepemimpinan beliau memang benar-benar jempolan adalah tahun kemaren Pak Soedirman meraih penghargaan sebagai Kepala Sekolah Terbaik Sepropinsi. Penilaian dilaksanakan secara sembunyi dan rahasia. Penilaian dilakukan oleh LSM independen yang bekerja lebih dari tiga bulan terdiri dari 20 orang lebih. Dibiayai oleh lembaga pendidikan asing yang peduli dengan pendidikan negeri ini dan bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Tim penilai bekerja mengumpulkan data dengan cara mewawancarai ribuan orang seperti pelajar, para orang tua pelajar, semua lapisan masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan dan tokoh agama. Para guru-guru, pejabat dan pegawai di dinas pendidikan serta para kepala sekolah juga ikut diwawancarai.

Setelah semua data dikumpulkan, dievaluasi dan disimpulkan serta melalui sidang, perdebatan dan voting12 di antara tim penilai,hasilnya Pak Soedirman yang terpilih. Menurut data-data penilai terpilih, karena program-program Pak Soedirman di sekolahdianggap paling efektif, sederhana, jujur, murah dan terencana dengan baik.

Dulunya, SMA Budi Utomo ini bukanlah SMA favorit atau unggulan. Sebuah SMA yang hanya dipandang sebelah mata tempat persinggahan terakhir bagi pelajar yang telah gagal diterima di SMA-SMA favorit. Letaknyapun di dalam sebuah gang sebuah perkampungan, bukan di tepi jalan.

Sejak dipimpin oleh Pak Soedirman 6 tahun yang lalu, SMA Budi Utomo sekarang telah berubah berkembang menjadi SMA yang menjadi tujuan orang-orang tua siswa untuk mendaftarkan anaknya yang telah lulus SMP. Sebelum dipimpin Pak Soedirman SMA Budi Utomo adalah sebuah sekolah yang tidak apa-apanya. Bangunan sekolahnya hampir roboh semua. Sistem pengajaran dan pendidikannya sangat jauh dari standar yang ditetapkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sebab saat itu Kepala Sekolah yang lama ogah-ogahan atau agak kurang perhatian dalam hal kemajuan sekolah.

Pak Soedirman sebelum dimutasi ke SMA Budi Utomo telah menjadi Kepala Sekolah sebuah sekolah yang sangat favorit.Bagaimana tidak sangat favorit? Status sekolahnya sudah unggulan ditambah dengan pribadi kepala sekolahnya hebat seperti Pak Soedirman.

Secara mendadak, tiba-tiba Pak Soedirman dipindah ke sekolah non unggulan SMA Budi Utomo. Desas-desus yang terdengar bahwa beliau dipindah ke SMA Budi Utomoyang non favorit, disebabkan beliau sebelumnya ada sedikit mengkritik kebijakan pejabat tinggi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.Entah karena sebab tersebut atau memang rotasi kepemimpinan sehingga beliau dipindah.

Untuk menjadikan SMA Budi Utomodari yang tidak apa-apanya menjadi yang terbaik seperti sekarang, bukanlah seperti membalikkan telapak tangan.Penuh perjuangan. Di awal kepemimpinannya, Pak Soedirman mengumpulkan semua guru dan perangkat sekolah untuk berdiskusi dan bermusyawarah, serta menerima masukan dari mereka bagaimana memajukan SMA Budi Utomo.

Pak Soedirman juga meminta laporan keuangan terakhir baik dari bendahara sekolah maupun dari komite sekolah. Beliau selalu pantau terus laporan keuangan tersebut setiap bulan, baik pemasukan maupun pengeluaran. Ketika uang Bantuan Operasional Sekolah turun, Pak Soedirman usahakan uangnya 75 persen untuk perbaikan sekolah yang bangunannya sudah banyak yang rusak. 25 persennya untuk operasional pendidikan.

Beliau adakan musyawarah besar dengan seluruh orang tua siswa untuk memberikan bantuan dalam hal pembangunan sekolah. Tidak ada paksaan bagi yang bisa membantu boleh apa saja, baik uang, baik material seperti semen, pasir dan lain-lain, bahkan boleh membantu tenaga. Para orang tua murid banyak yang terkesan dengan penjelasan Pak Soedirman.Apalagi setelah mereka melihat langsung keadaan sekolah yang sebenarnya, akhirnya banyak yang memberikan bantuan semampu mereka.

Pak Soedirman juga menjelaskan, jika menunggu bantuan pemerintah untuk perbaikan memerlukan waktu yang tidak sebentar. ProposalKepala Sekolah yang terdahulu saja sudah tiga tahun belum disetujui. Jadi perlu swadaya dan peran aktif semuanya.

Pak Soedirman berjanji proses penerimaan bantuan tersebut akan berhenti bila semua bangunan di SMA Budi Utomosudah layak dan tidak ada lagi bangunan yang hampir roboh. Akhirnya setelah dua tahun kepemimpinan beliau sudah rampung semuanya.

bersambung ...

sebelumnya (1a) (1b) (1c) (2a) (2b) (2c) (3) (4a) (4b)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun