Episode seri sebelumnya [Psikolovea Part I] http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2014/02/07/psikolovea-cerpen-santapan-jiwa-633409.html [http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2014/02/10/psikolovea-ii-bolehkah-perempuan-ungkapkan-duluan-633980.html]Â http://fiksi.kompasiana.com/novel/2015/02/03/psikolovea-cinta-datang-tepat-waktu-705136.html
Kado yang Tersimpan
Siang itu aku kedatangan klien, seorang pegawai swasta yang baru dipromosikan menjadi manajer. Andrew.
"Besok Wanda mau terbang ke Australia, melanjutkan studi strata dua broadcasting disana."
"Lalu masalahnya dimana? Bukankah Anda sudah tahu itu sejak minggu lalu?" Tanyaku menggali maksud pembicaraan Andrew.
"Kue ini. Masih tersimpan rapi.." Andrew menjawab singkat.
"Kue, kepingan kue coklat ini? Maksudnya Anda mau mengirimkan kue coklat ini untuk Wanda?"
"Ya, Kue ini aku beli untuknya. Dan seikat anggrek yang sudah kutunggu selama setahun untuk mekar. Akhirnya aku tahu anggrek di depan rumah ini harus kuberikan untuk siapa. Namun entah kini, jadi terberikan atau tidak"
Andrew hanya terduduk lemas seakan tak berdaya. Meski tubuhnya sebenarnya bugar.
"Lalu, apa satu-satunya penghalang Anda tidak memberikan kue dan bunga ini untuk Wanda?"
"Dia akan menolak kue ini" Jawab Andrew kosong.