Mohon tunggu...
Kevin Tiranda
Kevin Tiranda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Comicos 2017 "Evolusi Model Bisnis Travel di Era Ekonomi Digital (Conventional, Existing and Future)

14 September 2017   23:36 Diperbarui: 15 September 2017   00:02 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan teknologi komunikasi informasi oleh masyarakat, berjalan signifikan dengan perubahaan model bisnis berbagai sektor di era ekonomi digital saat ini. Salah satu sektor yang berubah drastis adalah biro perjalanan (travel). Perubahan model bisnis travel dari konvensional ke existing hingga menuju ke future merupakan perubahan teknologi yang berkembang tetapi akan menimbulkan masalah lain, diantara ketidakpastian pasar lokal, masalah pajak, perlindungan konsumen, minimnya peraturan pemerintah yang mengatur dan lain sebagainya. Indonesia telah memasuki era baru dalam dunia bisnis yaitu dunia ekonomi digital. 

Era ekonomi digital ini ditandai dengan makin maraknya perkembangan bisnis atau transaksi perdaganagan yang memanfaatkan internet sebgai medium komunikasi. Ekonomi digital juga ditandai dengan makin banyak perusahaan baru maupun lama yang beralih ke format bisnis ke elektronik e-business dan e-commerce.Tidak hanya di luar  negeri di Indonesia sendiri dari data yang didapat di Tiket.com menunjukkan sejak tahun 2010 hingga saat ini bisnis Online Travel Agent(OTA) naik 20%.

 Nilai reservasi hotel di Indonesia menurut OTA diperkirakan mencapai USD 200 atau berkisar 2 triliun rupiah per tahun dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 200-300 persen setiap tahunnya. Indonesia menjadi pasar potensial untuk mengembangkan pasar travel online mengungguli Korea Selatan, Australia, India dan Jepang.

Banyak sektor industri yang telah beralih ke ekonomi digital diantaranya sektor transportasi. Sektor transportasi yang perkembangannya sangat mendukung penuh adanya teknologi dalam pengembangannya adalah bisnis travel atau biro perjalanan (agen perjalanan wisata). Bisnis ini merupakan bisnis yang cukup menjanjikan mengingat destinasi wisata yang ada di Indonesia sangat banyak dan beragam mulai dari keindahan lautnya, menantang tingginya pegunungan, menyusuri sungai-sungai, keanekaragaman budaya, hingga bercengkerama dengan hewan-hewan liar yang ada di hutan liar.

Perkembangan dan pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) mempermudah masyarakat untuk mendapatkan layanan perjalan mulai dari pemesanan tiket hingga penginapan yang dilakukan melalui penggunaan travel online.Biro-biro perjalanan yang dulu menggunakan jasa konvensional secara perlahan mulia menghilang. Kini masyarakat sudah jarang membeli tiket pesawat maupun kereta di gerai-gerai pembelian tiket, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan smartphoneyang terkoneksi dengan internet dan memesannya melalui fitur-fitur telah disediakannya yang dipesan melalui beberpa jasa penjualan tiket onlineseperti Traveloka, Trivago, Pegi-pegi, Tiket.com, dan lain-lain karena lebih praktis, efisien dan efektif.

Sebelum TIK berkembang psat dengan penggunaan internet yang masif, model bisnis travel konvensional terbilang sederhana. Transaksi (pertukaran) informasi bisa terjadi secara langsung dan juga melalui mediakonvensionaseperti majalah, surat kabar, pamflet, poster, selebaran, radio, televisi dan media publik lainya. Komunikasi pada travel konventional (offline).Mayoritas terbentuk scara tatap muka. Dimana ada penyedia tiket (udara, laut dan darat), penginapan hotel, dan lain-lain. Jenis sifat transaksi dalam model bisnis travel konvensional ini adalah Business-to-Business (B2B) yaitu proses transaksinya betipe B2B melibatkan perusahaan atau organisasi yang dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual.

Kemajuan teknologi serta pemanfaatannya, merupakan alasan terkuat terjadina evolusi model bisnis travel dari konvensional ke existingatau yang sedang berjalan saat ini, kemajuan dan penggunaan teknologi mengakibatkan banyaknya perubhaan pola bisnis, industri serta perubahan sosial. 

Kemudahan mengakses internet, mampu merubah drastis berbagai sektor industri termasuk pariwisata/travel. Internet telah menjadi sumber informasi yang utama bagi para wisatawan dan merupakan sebuah platformbagi transaksi bisnis. Kemunculan situs-situs penyedia informasi hotel dan tempat wisata, sekaligus fitur untuk pemesanannya, membuat peta bisnis perjalanan wisata pelan-pelan berubah. 

Oleh karena itu, model bisis travel saat ini mempunyai karakteristik khusus yang positif antar lain berbasis transaksi informasi, dimana informasi bisa dipertukarkan antaa penyedia jasa (produsen) dengan pembeli (konsumen), informasi bersifat langsung (direct to market),informasi yang disampaikan oleh produsen langsung ke sasaran pasar (produsen) tanpa perantara, lintas batas negara (delocation), siapapun dan dari negara manapun juga dapat memanfaatkan bisnis ini. Karakteristik lainnya adalah bersifat fast forwardatau cepat baik dalam memperoleh informasi maupun proses transaksi.

 Kondisi ini sekaligus juga menghasilkan peluang dan tantangan tidak saja bagi penyedia jasa bisnis travel baru, namun juga bagi konsumen serta pemerintah sebagai regulator kebijakan. Tantangan yang dihadapi diantaranya penurunan pajak, persoalan keamanan data pribadi serta masih lemahnya perlindungan konsumen. Bisnis travel onlineyang dijalankan perseorangan tidak mepunyai perusahaan/perseroan terbatas, sehingga tidak membayar pajak. Selain itu banyaknya perusahaan anonimitas, yang berada di luar Indonesia namun memberikan layanan di dalam negeri. 

Sedangkan persoalan perlindunga konsumen juga diakui masih lemah. Data dari Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) menyebutkan bahwa untuk kasus bisnis online terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2012 hany  11 kasus namun tahun 2015 meningkat 77 kasus pengaduan 7,5%. Bahkan hingga semester pertama tahun 2016, sudah mecapai 49 kasus. Meski tidak banyak dibandingkan sektor lainnya, pengaduan sjasa travel pariwisata termasuk 1,46% didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun