Mohon tunggu...
Fiksiana

Kehidupan Politik yang Susah Dipahami "Negara Para Bedebah"

27 Februari 2018   21:55 Diperbarui: 27 Februari 2018   22:02 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukankah ini kantor Thomas & Co? ada karyawannya yang memesan pizza. Saya harus mengantar ke dalam. Dan aku, seperti gaya pengantar pizza yang terburu-buru, mengabaikan dua petugas itu, melangkah menuju pintu di sebelah meja resepsionis......."         ( halaman 306 PDF)

Setelah membahas latar tempat, selanjutnya beralih ke latar suasana. Dapat dikatakan bahwa latar suasana pada novel ini tidaklah begitu dapat memberi sensasi yang lebih kepada pembaca menurut saya pribadi. Tidak cukup untuk memberi sensasi lebih di sini, memberi arti bahwa latar suasana yang diusung oleh pengarang sangatlah mudah untuk ditebak. Suasana menegangkan adalah suasana yang paling menarik menurut saya dikarenakan pada saat keadaan tersebut dapat berpotensi kepada pembaca untuk berpikir kritis dan terpancing oleh suasana sehingga pembaca dapat lebih jauh masuk ke dalam novel ini.

"Lima menit kami bersitegang di kabin pilot sebelum pesawat mendarat. Rudi mengeluarkan tanda pengenalnya, menunjukan pistolnya, membual tentang situasi darurat. Rudi menjelaskan ada satu gerombolan teroris yang mengaku pasukan khusus menunggu kami, dan bersiap membunuh tahanan penting , saksi pembunuh -- itu aku........."                    (halaman 368 PDF)

Dalam unsur latar ini, latar terakhir yang akan saya bahas adalah latar waktu. Pada novel 'Negeri Para Bedebah' ini, memiliki banyak latar waktu yang berbeda di setiap babaknya. Namun, latar waktu yang paling menonjol dalam novel ini adalah waktu pada malam hari. Sangat banyak kejadian di dalam novel ini yang terjadi pada malam hari.

" Ini sudah pukul sepuluh malam. Enam kali nada panggil, tidak ada yang mengangat. Jangan-jangan mereka sudah tidur, jangan-jangan telepon satelit kadek tertinggal di ruang tengah, jangan-jangan terjadi sesuatu. Pikir buruk menyelimuti otakku............"             (Halaman 394 PDF)

Berancak dari ungkapan di atas. Di dalam novel 'Negara Para Bedebah' juga terdapat beberapa tokoh yang sangat menarik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tokoh utama dalam novel ini adalah Thomas, seorang politikus yang sangat pintar dan konsultan keuangan yang terkenal, di dalam novel ini tokoh Thomas sangatlah berpengaruh dalam cerita ini dan dia juga salah satu orang yang terkenal di dunia. Thomas memiliki sifat yang lemah lembut, pemberani, Pekerja keras, Keras kepala, Cerdas dan dapat mempengaruhi orang lain. Selain itu, Thomas juga seorang petarung yang berisikan pembisnis, anggota pasukan khusus.                     


"Kami lebih praktis, lebih suka memperoleh sesuatu yang terlihat. Nah, kau pastilah bisa menebaknya, Thomas. Kau konsultan keuangan yang hebat.........."(halaman 421 PDF)

Setelah Tokoh di atas, novel ini juga memiliki tokoh lain yang bernama Om liem. Tokoh ini merupakan salah satu tokoh yang paling dibenci oleh Thomas. Disamping itu, Om liem adalah orang yang mempunyai Bank Semesta. Meskipun Thomas sangat membenci pamannya tersebut, tetapi dia masih mempunya hati yang baik untuk membantu pamannya menyelamatkan Bank Semensta.

"Aku akhirnya mengangguk." Beri aku satu menit untuk berganti pakaian." Mobil melesat kenjang. Jalanan Jakarta lengang, pukul dua dini hari, jika nekat kalian bisa memacu kecepatan hingga 120 km/jam di jalan protokolnya.........." ( halaman 41 PDF)

Setelah dari tokoh dan penokohan, novel ini memiliki sudut pandang yang sangat menonjol di saat seorang tokoh mulai muncul di dalam percakapan. Untuk mencari sudut pandang dalam novel 'Negeri Para Bedebah' sangat mudah. Menurut pemikiran saya, Sudut pandang orang pertama adalah seorang tokoh yang bernama Thomas, bisa kita lihat dalam kutipan seperti  ini.

"Aku pernah, lima belas tahun lalu. Salah satu dosenku adalah profesor penerimaan nobel ekonomi........." (halaman 25 PDF)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun