Kearifan Lokal + Ilmu Pengetahuan = Konservasi Berkelanjutan
Uniknya, upaya masyarakat Temajuk tidak berdiri sendiri. Mereka bekerja sama dengan banyak pihak seperti WWF Indonesia, pemerintah daerah, dan relawan lingkungan. Jadi, kearifan lokal tidak ditinggalkan—malah dijadikan dasar untuk konservasi yang lebih ilmiah dan berkelanjutan.
Pelajaran dari Paloh
Dari Paloh, kita belajar bahwa konservasi alam tidak harus selalu dimulai dari laboratorium atau kebijakan pemerintah. Terkadang, ia justru lahir dari nilai-nilai adat dan kepercayaan lokal yang sederhana namun bermakna. Masyarakat Temajuk membuktikan bahwa hidup berdampingan dengan alam bukan sekadar slogan. Ini adalah warisan, dan sekaligus pilihan sadar untuk masa depan.
Yuk, kalau kamu berkunjung ke Kalimantan Barat, sempatkan mampir ke Temajuk. Jangan cuma nikmati pantainya, tapi juga belajar dari masyarakatnya tentang cara mencintai alam—dari hati, bukan hanya teori.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI