Setiap hari, Kita akan selalu dihadapkan pada kondisi 'berisik' entah itu yang datangnya dari dunia luar maupun dari dalam diri kita sendiri. Disadari atau tidak, dunia luar yang kita jalani, media sosial yang kita ikuti perkembangannya sampai interaksi sosial yang kita lakukan sehari - harinya merupakan faktor penyebab 'berisik' pada kepala kita. Sebagai mahluk sosial, manusia akan erat kaitannya dengan hubungan sosialnya. Apalagi kehidupan manusia merupakan kehidupan yang dinamis--akan selalu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Keadaan seperti itu, akan membuat manusia dekat dengan berbagai masalah yang akan membuat pikiran mereka 'berisik'.
Kebisingan yang terjadi akan menimbulkan perilaku cemas, khawatir dan tertekan. Selain itu, kebisingan juga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, interaksi, dan tidur kita. Hal ini karena otak selalu memantau suara untuk mencari tanda-tanda bahaya, bahkan saat tidur yang membuktikan bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor yang berdampak signifikan pada kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental merupakan suatu kebutuhan seluruh manusia. Dilansir dari World Health Organization, Kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan mental yang memungkinkan orang mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan mereka, belajar dan bekerja dengan baik.
Dalam dunia yang semakin berisik ini, kesehatan mental menjadi isu yang semakin mendesak. Suara bising sering kali menciptakan suasana yang tidak nyaman, mengakibatkan individu merasa tertekan dan kewalahan. Ditambah dengan adanya tuntutan pekerjaan, keluarga dan pendidikan.
Survei terbaru I-NAMHS (Indonesia National Adolescent Mental Health Survey) tahun 2022 menemukan, sekitar 1 dari 20 remaja usia 10-17 tahun didiagnosis memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir, biasa disebut orang dengan gangguan jiwa. Sementara, sekitar sepertiga memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan. Merupakan kondisi yang tentunya sangat memprihatinkan jika tidak segera di lanjuti.
Menangani dampak kebisingan terhadap kesehatan mental memerlukan pendekatan yang menyeluruh di semua aspek. Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan ruang tenang di rumah maupun dengan membatasi waktu penggunaan media sosial, dapat menjadi langkah awal yang efektif. Selain itu, sebagai bentuk pengalihan meditasi dapat dilakukan di sela waktu luang untuk menjaga tubuh dan pikiran kita tetap relax, serta sebagai bentuk pengelolaan stress.
Masuk kepada kaca mata Sosiologi, kesehatan mental merupakan isu penting yang harus diperhatikan dalam konteks sosial. Kesehatan mental dan fenomena 'pikiran yang berisik' merupakan dua hal yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain secara signifikan. Pikiran yang berisik, yang sering dipicu oleh kebisingan lingkungan dan tekanan sosial menjadikan mereka lebih rentan terhadap gangguan mental. Sosiologi membantu kita memahami bagaimana faktor-faktor sosial seperti stigma, dukungan komunitas, dan kondisi ekonomi berperan dalam membentuk pengalaman kesehatan mental.
Sumber
https://rsjrw.rsjlawang.com/artikel/lingkungan-berpengaruh-terhadap-kesehatan-mental
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI