Melihat besarnya persentase masyarakat Indonesia yang mengalami masalah kejiwaan, pemerintah menyediakan layanan call center yang dapat dihubungi untuk konsultasi kejiwaan. Layanan tersebut dapat dihubungi di nomor 119 extension 8.
Fidiansjah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, berharap bahwa layanan tersebut dapat membantu masyarakat terbebas dari masalah kesehatan jiwa yang dapat muncul. [3]
Selain itu, PDSKJI juga membuka layanan pendampingan masalah psikologis secara daring. Anda hanya tinggal mengirim direct message kepada Instagram @pdskji_indonesia mengenai nama, lokasi, dan nomor WhatsApp Anda. Selanjutnya, salah satu psikiater PDSKJI akan menghubungi Anda untuk melakukan konsultasi dan pendampingan tersebut secara daring. [3]
Brooks dalam studinya menyisipkan beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa, yaitu: [1]
- Berikan informasi selengkap-lengkapnya kepada masyarakat;
- Bagikan bantuan sosial yang mencakup kebutuhan dasar untuk masyarakat yang terdampak;
- Buatlah layanan call center agar masyarakat dapat mengonsultasikan masalah kejiwaannya;
- Berikanlah perhatian khusus bagi tenaga kesehatan, baik dari segi kebutuhan APD maupun kesehatan jiwa mereka;
- Gencarkan seruan bernuansakan altruisme dan gotong-royong di tengah masyarakat. [1]
Serba-serbi Produktivitas di Masa Pandemi
Karena masa karantina ini mengharuskan kita untuk berada di dalam rumah, banyak orang merasa tertekan untuk tetap produktif. Padahal, masa pandemi ini bukanlah waktu yang ideal untuk menjadi produktif bagi kebanyakan orang.
"Menjadi produktif merupakan suatu hal yang susah dilakukan pada hari-hari biasa, apalagi ketika krisis global seperti masa pandemi ini," ujar Chris Bailey, seorang konsultan di bidang produktivitas.
"(Saat mulai karantina) pikiran mengenai banyaknya waktu di rumah (yang dapat digunakan untuk menjadi produktif) adalah hal yang fantastis, tetapi hal itu berubah belakangan ini. Kita berada di rumah karena kita hanya boleh di rumah, dan tingkat konsentrasi kita rendah karena banyak masalah yang harus dihadapi." [4]
Setiap orang memiliki mekanisme coping masing-masing terhadap keadaan ini. Pilihan aktivitas untuk mengisi waktu luang juga beragam.
Hal yang patut diingat adalah kita tidak boleh membandingkan kegiatan kita dengan orang lain saat masa karantina ini---apalagi merasa lebih superior atau inferior daripada orang lain. Perbandingan tersebut tidak akan apple to apple. Semua orang punya cara masing-masing untuk membuat dirinya bahagia.
Yuk, sayangi jiwa kita!
OLEH: Gabrielle Adani