Mohon tunggu...
Kenzie Levi Chandra
Kenzie Levi Chandra Mohon Tunggu... Siswa SMA Kolese Kanisius Jakarta

Ad maiorem Dei gloriam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

CC Cup XL: Membangun Semangat dan Mengejar Piala

5 Oktober 2025   15:47 Diperbarui: 5 Oktober 2025   15:47 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA Canisius College Angkatan 2026

Dan mungkin, itulah kemenangan yang paling indah dari semuanya.

Setiap tahun, sekolah saya, Kolese Kanisius Jakarta, mengadakan acara perlombaan besar bernama Canisius College Cup, atau biasa kami sebut CC Cup. Tahun ini, acara itu mencapai tonggak sejarah yang luar biasa---edisi ke-40. Bagi sebagian orang, angka 40 mungkin hanya angka, tapi bagi kami para Kanisian, itu adalah simbol ketekunan, komitmen, dan semangat yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

CC Cup bukan hanya ajang kompetisi antar sekolah. Ia adalah bagian dari budaya Kanisius sendiri.

Dari kelas 7 SMP sampai kelas 12 SMA, semua siswa ikut turun tangan menjadi panitia. Tidak ada yang "sekadar menonton." Bahkan guru dan karyawan pun ikut membantu. Setiap sudut sekolah hidup oleh kerja sama---dari siswa yang sibuk menyiapkan panggung, panitia yang mondar-mandir memastikan kelancaran jadwal pertandingan, hingga guru yang datang membawa dukungan dan tawa.

Tahun ini, lebih dari 120 sekolah berpartisipasi, dengan cabang lomba yang beragam: futsal, basket, badminton, debat, fotografi, hingga lomba band. Dalam seminggu, kampus kami berubah menjadi lautan manusia---suara suporter bergema, musik latihan terdengar dari aula, dan di tengah semua itu, semangat bersaing yang sehat menyatukan semua peserta.

Namun, di balik kemeriahan itu, ada sesuatu yang lebih dalam. CC Cup bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal bagaimana kita menghadapi pertandingan itu sendiri. Dalam semangat Jesuit, kami diajarkan tentang nilai magis---semangat untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya. Nilai ini hidup di setiap panitia, setiap pemain, dan setiap penonton yang datang mendukung.

Saya ingat, beberapa hari sebelum pembukaan, lapangan kami sudah dipenuhi oleh siswa-siswa yang bekerja tanpa lelah. Ada yang mengangkat meja, memasang spanduk, mengecek listrik, bahkan menyapu sisa cat di pinggir lapangan. Tidak ada yang mengeluh. Kami semua tahu, acara ini bukan cuma tentang prestise sekolah, tapi tentang membangun sesuatu bersama. Tentang tanggung jawab. Tentang proses.

Dan begitu hari pembukaan tiba, seluruh kerja keras itu seolah terbayar lunas. Bendera dikibarkan, lagu dinyanyikan, dan teriakan peserta menggema di udara. Tapi yang paling terasa bukan kemegahan acaranya---melainkan rasa bangga melihat teman-teman saya tumbuh. Ada sesuatu yang berubah dalam diri kami selama proses itu. Kami tidak lagi hanya siswa yang datang ke sekolah untuk belajar, tapi individu yang tahu arti bekerja keras, berkomitmen, dan peduli pada hasil bersama.

Dalam setiap kompetisi, semua orang ingin menang. Itu manusiawi. Tapi CC Cup selalu mengingatkan bahwa kemenangan sejati tidak hanya datang dari skor di papan, melainkan dari perjuangan yang kita jalani menuju ke sana.

Saya masih ingat satu pertandingan futsal antara dua sekolah besar di Jakarta. Tim favorit semua orang justru kalah telak. Beberapa pemain sempat menangis, duduk diam di lantai lapangan. Tapi setelah peluit panjang berbunyi, mereka berdiri, menyalami lawan, dan memberi tepuk tangan untuk pendukungnya sendiri. Saat itu saya sadar, inilah esensi sebenarnya dari sportivitas. Mereka kalah, tapi mereka tidak kalah dalam sikap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun