Ilalang menguning sepanjang jalan, terbakar terik musim berganti, berteman butir-butir debu yang beterbangan, membangunkan bulir-bulir gandum yang mulai merunduk.Â
Kemuning warna keemasan, laksana usia di ambang senja, merunduk merendah meski ia memikul pengalaman hidup tak terhitung .Â
Terik memeluk semilir, mengusir pergi lelah dan beban, menghapus keringat tiadakan dahaga.Â
Hari menjelang senja, panenan siap di ladang ilalang pun di ladang kehidupan. Kemuning ilalang keemasan, wartakan panenan berlimpah.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!