Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Ironi Sandiaga, Anak Mama yang "Ditolak" Pemilih Muda

7 Maret 2019   15:23 Diperbarui: 7 Maret 2019   19:29 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (27/2/2019). (Kompas.com/Kristian Erdianto)

Dibanding tiga kandidat Capres dan Cawapres lainnya, Sandiaga Uno terhitung paling muda secara biologis. Penampilannya enerjik dan trendi. Gadis-gadis gemes pun histeris kala menatap Sandi yang di mata mereka merupakan kandidat paling ganteng.  

Karenanya, Sandi selalu digadang-gadang bakal menjadi magnet bagi suara pemilih milenial dalam perhelatan Pilpres 2019, wabilkhusus milenial perempuan. Tapi faktanya? Ternyata hal demikian tidak terjadi. Bahkan hanya mitos belaka.

Selama enam bulan masa kampanye, elektabilitas Sandi di pemilih milenial ya segitu-gitu saja. Berhasil bikin remaja putri meleleh, tapi belum sebagai pilihan politik mereka. Muda dan ganteng memang suatu kelebihan, tapi itu saja tidaklah cukup sebagai magnet elektoral. 

Survei Membuktikan

Sandiaga kerap mengklaim telah mengunjungi lebih dari 1.000 titik di seluruh negeri. Akan tetapi, dampak pelesir politik itu terbaca melarat dari segi dampak keterpilihan, termasuk di kalangan pemilih milenial.

Hal demikian ditunjukkan oleh hasil sigi sejumlah lembaga survei yang kredibel. Mayoritas lembaga survei menunjukkan Sandi tidak unggul di kalangan pemilih milenial. Sandiaga maupun Prabowo-Sandiaga sebagai Paslon kurang diminati kaum muda.

Sejumlah lembaga survei justru memastikan Jokowi maupun Jokowi-Ma'ruf lebih disukai pemilih milenial. Sigi Roy Morgan menyimpulkan, Jokowi menguasai 61,5% suara milenial. Populi Center menempatkan Jokowi-Ma'ruf 50% memenangi kantong pemilih milenial. Survei CRC mengunggulkan Jokowi-Ma'ruf sebesar 52% di kalangan milenial. LSI menyebut Paslon 01 unggul 52,6% di kelompok pemilih milenial. Sementara indEX Research memenangkan Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,1% di klaster milenial.

Bahkan, secara agregat, survei terakhir LSI memastikan, tren elektabilitas kedua Paslon selama enam bulan telah stabil. Angka elektabilitas Paslon 01 sebesar 58,7% dan Paslon 02 sebesar 30,1%. Gap elektabilitas keduanya mencapai 28,6% untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf.

Minus Alternatif

Sandiaga dalam setiap anjangsana senantiasa mengusung narasi ekonomi yang disebutnya memburuk. Sektor yang dia kritik dan ingin diperbaiki adalah terjaminnya harga kebutuhan pokok dan penciptaan lapangan kerja. Kedua narasi tersebut sejatinya sudah cocok bagi kebutuhan milenial saat ini.

Akan tetapi, generasi milenial juga tidak bodoh. Mereka terdidik dan surplus informasi. Mereka pun paham bagaimana ekonomi bekerja, kendati berbeda-beda pemahamannya. Sehingga jangan coba-coba menarasikan kampanye tanpa cara dan logika yang lurus. Mereka tidak akan mudah percaya dengan narasi kritis namun tanpa alternatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun