Mohon tunggu...
Kenong Veyza
Kenong Veyza Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Baperan

Pecinta dunia aksara dan suara ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Retak Menanti Belah

20 Desember 2022   20:26 Diperbarui: 20 Desember 2022   20:42 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Kita diibaratkan kapal tanpa arah
Layar berkembang turuti angin dengan pasrah
Badai kencang membuat keyakinan lemah
Sekuat apa membalik tetap saja gegabah
Hati dan diri tak mampu kuasi amarah
Mencoba bertahan pun tak bisa lagi mengubah
Rasa percaya yang perlahan terkikis dan musnah
Hanya menunggu retak menanti belah

Cinta yang dulu perlahan melemah
Ketiadaan setia mengoyak jutaan mimpi indah
Harga diri kini di matamu amatlah murah
Raga perlahan kurus termakan waktu hingga lelah
Aku tahu, di sini akulah orang yang paling bersalah
Tapi bisakah sejenak kau melihat usaha yang bersimbah
Jujur, bukan hanya hatimu yang kujadikan rumah
Ada hati lain yang pelan-pelan bersinggah

Sekarang jiwa terombang-ambing gelisah
Antara melepaskan atau tetap jalankan amanah
Semakin jauh diri ini berserah
Luka hati semakin mengucurkan darah
Aku yang terus memaksa, kau yang ingin menyerah
Antara kita seperti ada jurang yang seakan memisah
Mungkinkah kapal kita sebentar lagi akan tinggal sejarah
Atau menjadi seonggok sampah tanpa arti sebab melawan hati, aku KALAH

Gerimis di bumiku, 20 Desember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun