Langit mulai meredup, matahari perlahan pergi meninggalkan gadis kecil berrambut dengan gaun birunya.
Raut wajah yang semula terlihat ceria, kini mulai terlihat murung. Rasa kecewa mulai menyelimuti. Ia berdiri dengan tatapan yang tak teralihkan dari sebrang jalan. Hampir 1 jam ia tak bergeming.
Tepat disaat ia ingin menyerah, senyumnya kembali merekah. Terlihat dari arah berlawanan, sesosok pria yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang.
Bola matanya terlihat berbinar bahagia. Ia melambaikan tangannya sambil berteriak.Â
"Ayaaahh!!" ia berlari menuju Ayahnya.
Baginya sang Ayah adalah cinta pertama saat dia membuka mata untuk melihat dunia. Tidak ada hal yang paling membahagiakan selain menyambut kepulangan Ayahnya.
Dan, satu bungkus coklat menjadi hadiah yang paling istimewa dan ditunggu-tunggu. Bagi sang Ayah tidak ada yang lebih berharga selain anak semata wayangnya.
Rasa cinta yang senantiasa tumbuh mengiringi gadis kecilnya. Tidak peduli seberapa lelahnya ia bekerja, kehadiran buah hatinya lah yang mampu memberikan semangat.
Ayah langsung memeluk Gadis kecilnya. Pelukan yang dipenuhi rasa cinta membuatnya terasa hangat. Si gadis menggenggam erat tangan Ayahnya dan berjalan bersama munuju rumah.
"Ayah, malam ini, sebelum tidur, aku ingin mendengarkan kisah Cinderella!" rengeknya dengan tatapan memohon.
"Tentu saja, Tuan Putriku, Ayah akan menceritakan kisah Cinderella, malam ini," jawab Ayah sambil mengelus rambut anaknya.