Mohon tunggu...
Kennia Wikanditha
Kennia Wikanditha Mohon Tunggu... Guru - Akun Tugas

Mahasiswa Program Pascasarjana di UNS S2 Ilmu Linguistik - Penerjemahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Gendut", Satu Kata Berjuta Makna

26 Desember 2020   22:15 Diperbarui: 26 Desember 2020   22:20 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut adalah contoh lain penggunaan kata gendut sebagai pronomina.

Konteksnya adalah segerombolan kakas kelas sedang merisak adik kelasnya dikarenakan si adik kelas (berbadan besar dan pendek) tidak sengaja menabrak salah satu kakak kelasnya.

Pemuda 1           : "Heh Gendut, kalau jalan lihat -- lihat dong!"

Pemuda 2           : "Iya ni si Gendut. Sudah jelek, buta lagi!"

Kata gendut disini selain digunakan sebagai pronomina, juga digunakan sebagai hinaan kepada orang lain. Biasanya diucapkan oleh orang yang merasa mempunyai kekuasaan atau status sosial yang lebih tinggi daripada mitra tuturnya.

Seperti yang telah diulas pada bagian sebelumnya, banyak hal yang dapat mempengaruhi penggunaan bahasa seseorang. Satu kata yang di ucapkan oleh penutur bisa menunjukkan kekuasaan serta solidaritas kepada mitra tuturnya. Dua orang yang sejajar akan menggunakan pronomina berbeda tergantung dengan adanya rasa solidaritas diantara mereka. Selain dapat menunjukkan rasa solidaritas, penggunaan pronomina juga dapat digunakan sebagai simbol kesantunan. Namun, dewasa ini, terdapat pergeseran makna kata. Banyak kata sifat yang sekarang dapat dijadikan pronomina seperti kata gendut, cebol, tompel. Selain dapat digunakan untuk menunjukkan solidaritas diantara penutur dan mitra tuturnya, dapat juga digunakan untuk menunjukkan kekuasaan atas mitra tuturnya.


REFERENSI:

Brown and Gilman. (1960), Style in Language the Pronouns of Power and Solidarity.

Wardhaugh, R. (2006), an Introduction to Sociolinguistics. Blackwell Publishing.

Coupland and Jaworski. (1997). Sociolinguistics: A Reader. New York.

Brown and Levinson. (1987). Politeness: Some Universals in Language Usage. Cambridge University Press.

Disusun oleh:

Kennia Wikanditha

Mahasiswa S2 Ilmu Linguistik (Penerjemahan) 2020

S132002008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun