Mohon tunggu...
Ken Hirai
Ken Hirai Mohon Tunggu... profesional -

JIKA DIAM SAAT AGAMAMU DIHINA, GANTILAH BAJUMU DENGAN KAIN KAFAN. JIKA "GHIRAH" TELAH HILANG DARI HATI GANTINYA HANYA KAIN KAFAN 3 LAPIS, SEBAB KEHILANGAN "GHIRAH" SAMA DENGAN MATI (-BUYA HAMKA-)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Para Ilmuwan Indonesia di Panggung Arab Saudi

23 Oktober 2012   23:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:28 3688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan Mukti Ali yang kembali melecehkan Indonesia, memaksa saya untuk kembali berbagi dengan anda tentang Arab Saudi. Sudah sangat banyak tulisan-tulisan saya di kompasiana ini yang menggambarkan betapa hebatnya kemampuan orang-orang Indonesia baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sayangnya, Mukti Ali dalam tulisannya tersebut masih tersirat seberkas nada kebencian terhadap Indonesia dan dengan penuh kesombongan  mengatakan bahwa tidak ada orang Indonesia yang menjadi dosen di Arab.

Ada banyak ilmuwan Indonesia yang saat ini berkiprah di tanah Arab baik sebagai dosen maupun peneliti. Dalam tulisan ini saya hanya akan menyebutkan 2 nama ilmuwan Indonesia yang sudah sangat di akui dunia dan hingga kini menjadi dosen dan peneliti di Arab.

1. Dr. Yogi Ahmad Erlangga, Dosen Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi

Putra Tasikmalaya ini mendapat julukan Habibie Muda karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Alfaisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggan tersendiri bagi Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi. Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak. Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika. Dan kini, Dr. Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan RUMUS HELMHOLTZ.

Dr. Yogi Ahmad Erlangga yang merupakan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Delft University of Technology (DUT)- Belanda, mampu mengulang kesuksesan Habibie. Dr. Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, yang sudah berumur lebih dari 40 tahun tak ada seorang pun yang berhasil memecahkannya. Persamaan matematika Helmholtz adalah rumus matematika yang sering digunakan untuk mencari titik lokasi sumber minyak bumi itu. Setelah Dr. Yogi berhasil memecahkan persamaan Helmholtz, maka industri perminyakan bisa lebih cepat dan efisien dalam melakukan pencarian sumber minyak bila dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, penemuan ini juga mampu mengurangi biaya hardware hingga 70%.

Dr. Yogi mengungkapkan, sebelum persamaan Helmholtz dipecahkan olehnya, perusahaan-perusahaan perminyakan selalu memiliki masalah besar dalam menemukan sumber minyak bumi. Persamaan Helmholtz yang digunakan oleh perusahaan minyak waktu itu sangatlah tidak efisien karena membutuhkan biaya tinggi, waktu yang lama dan membutuhkan ribuan komputer untuk melakukan survey hanya di satu daerah saja.

Hebatnya, meskipun penemuan untuk memecahkan Rumus Helmholtz sangat fenomenal dan sangat menguntungkan industri perminyakan dan insdustri gelombang, Dr. Yogi tidak mematenkan penemuannya tersebut. Ini alasan beliau sehingga tidak mematenkan hasil penemuannya yang spektakuler tersebut:

“Penemuan ini berasal dari otak sehingga tidak perlu untuk dipatenkan, biarlah penemuan ini menjadi milik publik”.

2. Dr. Warsito, Peneliti PSATRI King Saud University, Riyadh, Arab Saudi

Doktor muda calon peraih nobel pertama dari Indonesia ini merupakan sosok yang sederhana. Penemuannya yang spektakuler di bidang ECVT, Robot Sona untuk pemindaian membuat namanya berkibar di jajaran para peraih nobel di bidang kedokteran. Hasil penemuan Dr. Warsito kini telah dipakai oleh NASA-USA untuk pesawat ulang-aliknya. Temuan Dr. Warsito juga bisa digunakan untuk terafi kanker. Pak Warsito, begitu biasa saya menyapa adalah peneliti pertama dari Indonesia yang berhasil menjalin kerjasama dengan King Saud University, Riyadh, Arab Saudi dan membuka pintu bagi masuknya peneliti-peneliti muda Indonesia untuk turut membangun dunia pendidikan dan penelitian di negeri yang menjadi kiblatnya umat muslim dunia tersebut. Dr. Warsito, dikontrak oleh King Saud University bersama dengan 14 ilmuwan dunia peraih hadiah nobel.

Dari 2 nama yang saya sebutkan diatas dan dengan prestasi yang spektakuler tersebut, masihkah kita melecehkan kemampuan putra-putra bangsa yang berkiprah di tanah Arab. Selain 2 nama tersebut masih banyak nama-nama hebat yang rela menghabiskan energi dan waktunya untuk mengabdi di tanah Arab karena idealismenya hanya ingin melihat dunia Islam kembali bangkit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun