Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengapa Yahudi Kejam?

31 Mei 2010   17:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:50 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

[caption id="attachment_154840" align="alignleft" width="300" caption="Peta wilayah Israel tahun 1946 - 2009 ( Foto NN )"][/caption] Israel menembaki kapal bantuan menuju Jalur Gaza, Mavi Marmara. Laporan dari koresponden Al Jazeera,  menyebutkan, kapal tersebut sebelumnya dihubungi oleh Angkatan Laut Israel dan Israel meminta identitas dan tujuan kapal tersebut. Tak lama kemudian, dua kapal perang Israel menembaki kapal tersebut di kedua sisinya. Tembakan itu tak dilakukan dalam jarak dekat. Sebuah pesawat juga terbang di atas kapal tesebut. Ada sembilan kapal dengan berbagai ukuran dalam misi menembus blokade Israel ini. Kapal-kapal ini mengangkut 10 ribu ton bantuan kemanusiaan. Berita yang berkembang di Indonesia menyangkut kejadian tersebut menggambarkan kebrutalan tentara israel yang menyerang kapal misi bantuan untuk rakyat palestina. Kita semua mengutuk kejadian tersebut hal ini tak lepas dari kemampuan berita yang dilansir untuk penggiringan opini dalam politik. Namun jika lebih dicermati berita itu, ada sembilan kapal berbagai ukuran dalam misi menembus blokade israel, sesungguhnya kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan tersebut telah memasuki zona perang yang ditentukan israel. Negara manapun berhak menentukan zona perang demi keamanan negaranya termasuk Indonesia. Israel menetapkan blokade laut terhadap jalur gaza tersebut adalah untuk mencegah masuknya senjata yang akan dipakai oleh bangsa Palestina dalam perseteruannya melawan negara Yahudi tersebut. Palestina tentunya tidak dapat menerima blokade tersebut dan melakukan penentangan yang didukung negara sahabat Palestina. Blokade laut sering dipakai untuk menekan sebuah negara seperti yang pernah dilakukan oleh Amerika Serikat dalam menghambat export minyak Iran. Dalam situasi perang, tentunya blokade yang dilakukan oleh negara yahudi tersebut adalah sepihak. Blokade hanya akan efektif jika didukung oleh kekuatan militer dan Israel melakukan blokade tersebut tentunya sudah mempertimbangkan kekuatan militernya yang tidak dapat ditandingi oleh negara Palestina.  Apa yang dilakukan oleh Israel tentunya bukan saja ditentang oleh Palestina, tetapi juga oleh banyak negara. Sangat mungkin Deparlu sudah mengingatkan agar warganegaranya tidak memasuki wilayah diblokade israel mengingat resiko yang harus dihadapinya.  Bukan berarti Indonesia menyetujui blokade israel itu melainkan Indonesia tidak mempunyai kapasitas melarang israel sebagai negara berdaulat. Perang memang kejam, itulah sebabnya perang harus dihindari, apapun misinya sebagaimana iring2an kapal pengangkut bantuan kemanusiaan yang antara lain didalamnya terdapat warganegara Indonesia akan menghadapi resiko tembakan pasukan israel yang memblokade perairan tersebut. Semua tidak dapat melarang Israel menjadi bangsa yang bengis, tetapi kita juga tidak suka dengan bangsa yang bengis.  Adalah sebuah strategi politik seteru Israel untuk menunjukkan pada dunia bahwa negara yahudi itu adalah negara yang bengis, salah satu caranya adalah melanggar blokade yang dilakukan israel.  Korban akibat menembus blokade tersebut segera menjadi komoditas politik, duniapun mengutuk kebrutalan Negara Yahudi tersebut. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa palestina selain dengan melakukan dengan kekuatan senjata, juga dengan perjuangan diplomasi.  Apa yang dilakukan oleh misi bantuan kemanusiaan tersebut adalah bagian dari diplomasi pembentukan opini dunia untuk menekan israel menghentikan penindasannya terhadap bangsa palestina. Bangsa kita yang mayoritas muslim tentunya akan melihat dari sisi bangsa Palestina yang didzolimi karena hubungan kesamaan Iman. Tetapi jika kita melihat dari sisi kacamata yang netral, tindakan israel tersebut merupakan strategi mengamankan diri untuk keamanan negerinya. Dalam lingkup yang kecil, jika rumah kita terus menrus distroni pencuri, pasti kita mengupayakan pengamanan antara lain dengan memasang kawat beraliran listrik misalnya. Ketika seorang anak terkena sengatan listrik karena mencuri mangga kita, kita langsung dikutuk karena ada korban anak kecil padahal anak kecil tersebut diperintah orang tuanya.  Begitu juga dengan bangsa Yahudi, bangsa Palestina mungkin saja dianggap pembunuh, perampok, pencuri oleh bangsa yahudi, menghabisi bangsa Palestina adalah cara mempertahankan kehidupannya. Bagi kita tindakan Israel itu sangat kejam, bagi Bangsa Yahudi mungkin hanya strategi. Perang dua bangsa yang sudah berlarut2 dan berkepanjangan, mungkin negara itu berpendapat menghabisi bangsa Palestina akan mengakhiri perang, sebaliknya bangsa Palestina berpikir yang sama, musnahnya bangsa Yahudi juga akan menghentikan perang. Tapi sayangnya bangsa Palestina kalah dalam segala hal termasuk senjata dari Israel, maka jadilah Palestina menjadi Bangsa yang teraniaya. Untuk mengakhiri pertumpahan darah, yang terbaik adalah berdamai seperti bangsa Indonesia ini, tidak bermusuhan dengan bangsa manapun. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden SBY beberapa waktu silam, konflik Israel Palestina bukan konflik agama, melainkan konflik kedaulatan. Beruntung bangsa kita hidup dalam negara yang damai, belajar dari konflik tersebut bahwa yang paling berharga bagi umat manusia adalah perdamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun