Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Baikkah Musik Dangdut bagi Anak?

30 April 2018   12:42 Diperbarui: 1 Mei 2018   02:33 947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(growtheheckup.com)

Musik dangdut dan negara Indonesia, bagaikan dua hal yang tak dapat terpisahkan. Seperti yang kita tahu, musik dangdut itu sendiri sudah seperti musik yang sudah tak asing di sekitar kita. Mulai dari hajatan, pernikahan, reuni, sampai pengajian, dimana ada sound system, maka disanalah ada dangdut.

Ketenaran dangdut, kini sudah luar biasa berkembang pesat, bahkan hingga kancah internasional. Ini dapat kita ketahui dengan maraknya acara-acara musik yang bertemakan dangdut (termasuk  kompetisi) yang hampir ada di setiap stasiun televisi baik swasta maupun nasional. Bisa dibilang, acara yang tak pernah sepi penonton.

Penyanyi-penyanyi dangdut pun kini kian menjamur. Sebagian bahkan ada yang mencapai titik kesuksesan dengan tembang andalannya hingga menjadi artis ibukota.

Hasilnya, kini musik dangdut tidak hanya dinikmati orang dewasa saja, melainkan juga anak-anak. Seringkali kita jumpai anak yang sudah fasih sekali menyanyikan lagu-lagu dangdut yang sedang viral.

Hal ini juga saya jumpai pada keponakan saya yang masih menduduki bangku taman kanak-kanak. Lagu Bojo Galak pun dapat dia nyanyikan dengan lirik yang benar, bahkan saya sendiri saja tidak hafal. Padahal, tidak ada satupun dari keluarga saya yang gemar mendengarkan musik dangdut.

Menanggapi hal ini, sebenarnya boleh-boleh saja anak ikut serta melestarikan apa yang menjadi ciri khas negara kita. Namun yang tidak boleh adalah, memperkenalkan hal-hal yang tidak seharusnya kepada anak.

Seperti yang kita tahu, bahwa seiring berkembangnya zaman, musik dangdut kian mengalami perubahan mulai dari instrumen hingga temanya. Lagu-lagu dangdut yang menjadi favorit masyarakat kini, seringkali bertemakan kisah cinta orang dewasa, termasuk kehidupan suami-istri. Tentu anak yang setiap hari mendengarnya, entah dari manapun itu, lambat laun akan hafal dan akhirnya mengerti maksudnya.

Lalu apakah lagu-lagu yang bertemakan demikian dan mempunyai konotasi negatif, baik untuk anak? Tentu jawabannya adalah tidak.

Karena anak menjadi paham apa yang belum sepatutnya ia pahami. Hasilnya, anak akan dewasa tidak pada waktunya. Dan hal ini cenderung mengarahkan tumbuh kembang anak ke sisi negatif daripada positifnya.

Orang tua, sudah seharusnya memfilter apa yang anak lihat, dengar, dan rasakan. Seluruh instrumen masyarakat pun juga harus mengkondisikannya, supaya tercetak generasi emas bangsa yang bermoral dan bermartabat. Jadi kesimpulannya, anak berhak mendapat apa yang sudah sesuai dengan porsinya. Tanpa perlu kita tambah dan kurangi takarannya.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun