Namun jika orang tua beralasan tidak ingin tembok rumahnya kotor dan tidak sempat untuk mengganti cat, tentu saja larangan untuk mencoret tembok diperlukan, tapi juga bukan berarti membatasi kreatifitas sang anak. Mungkin orang tua bisa mensiasatinya dengan hal lain, misalnya dengan melapisi tembok dengan kertas, triplek, dan lain lain. Dengan begitu maka anak tetap bisa berekspresi, dan orang tua tidak perlu repot-repot membersihkan tembok rumahnya.
Anak aktif adalah anak yang nakal
Selain itu, anak yang aktif juga bisa lebih berimajinasi dan mempelajari banyak hal baru. Lain halnya dengan anak yang hanya duduk dan asik bermain gadget. Â Anak yang hanya diam cenderung introvert dan perkembangannya tidak optimal. Maka, baiknya anak yang aktif tidak perlu dilarang dan dikekang. Biarkanlah dia 'beraktif-aktif' ria, asal tidak melampaui batas wajar.
Namun perlu diketahui, bahwa anak yang aktif itu berbeda dengan anak hiperaktif. Kita harus bisa membedakan antara keduanya. Anak aktif memang suka bergerak kesana kemari, namun masih bisa diatur dan mempunyai kefokusan yang tinggi, sedangkan anak yang hiperaktif cenderung agresif dan susah diatur serta  tidak sabaran.
Pada intinya, perlu diingat bahwa memberikan stimulus sesering mungkin pada anak usia dini itu sangatlah penting demi optimalnya perkembangan otak anak. Ajak anak bermain dengan aktifitas 'yang benar-benar nyata', bukan hanya melulu bermain dengan dunia yang bersifat digital. Maka dari itu, yuk jadi orang tua cerdas yang bisa membuat anak berkreasi dan berekspresi dengan bebas tanpa harus mengekang mereka.
Semoga bermanfaat