Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayah, Ibu, Terima Kasih Sudah Mengerti Aku

14 Desember 2017   23:12 Diperbarui: 14 Desember 2017   23:44 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(https://www.sleekcover.com)

Namun jika orang tua beralasan tidak ingin tembok rumahnya kotor dan tidak sempat untuk mengganti cat, tentu saja larangan untuk mencoret tembok diperlukan, tapi juga bukan berarti membatasi kreatifitas sang anak. Mungkin orang tua bisa mensiasatinya dengan hal lain, misalnya dengan melapisi tembok dengan kertas, triplek, dan lain lain. Dengan begitu maka anak tetap bisa berekspresi, dan orang tua tidak perlu repot-repot membersihkan tembok rumahnya.

Anak aktif adalah anak yang nakal

Ilustrasi: naaee.org
Ilustrasi: naaee.org
Menganggap anak yang aktif sebagai anak yang nakal merupakan pemikiran kuno. Anak yang suka bergerak justru lebih baik daripada anak yang hanya diam saja. Selain jasmani yang sehat, anak aktif juga cenderung menjadi anak yang cerdas. Perlu diketahui bahwa segala aktifitas dan interaksi anak dengan lingkungan itu dapat meberikan stimulasi yang baik untuk perkembangan otaknya.

Selain itu, anak yang aktif juga bisa lebih berimajinasi dan mempelajari banyak hal baru. Lain halnya dengan anak yang hanya duduk dan asik bermain gadget.  Anak yang hanya diam cenderung introvert dan perkembangannya tidak optimal. Maka, baiknya anak yang aktif tidak perlu dilarang dan dikekang. Biarkanlah dia 'beraktif-aktif' ria, asal tidak melampaui batas wajar.

Namun perlu diketahui, bahwa anak yang aktif itu berbeda dengan anak hiperaktif. Kita harus bisa membedakan antara keduanya. Anak aktif memang suka bergerak kesana kemari, namun masih bisa diatur dan mempunyai kefokusan yang tinggi, sedangkan anak yang hiperaktif cenderung agresif dan susah diatur serta  tidak sabaran.

Pada intinya, perlu diingat bahwa memberikan stimulus sesering mungkin pada anak usia dini itu sangatlah penting demi optimalnya perkembangan otak anak. Ajak anak bermain dengan aktifitas 'yang benar-benar nyata', bukan hanya melulu bermain dengan dunia yang bersifat digital. Maka dari itu, yuk jadi orang tua cerdas yang bisa membuat anak berkreasi dan berekspresi dengan bebas tanpa harus mengekang mereka.

Semoga bermanfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun